Jumat, 15 April 2011

HUT Shinji (my friend)

hari yang di tunggu-tunggu tentunya buat teman gw (Shinji) cuma mau ngucapin Happy Birthday yah Shinji... semoga panjang umur dan sehat selalu, semoga di hari ini kamu mndapatkan apa yang kamu ingin kan :)

Selasa, 12 April 2011

- The SBEOkadabra- (created by Carollin Tumbol)

- The SBEOkadabra-

The SBEOkadabra adalah sebuah nama persahabatan yang berawal dari rasa suka duka yang dihadapi bersama oleh teman-teman terdekat, mereka semua berjumlah 12 orang, Cha, Ghee, Yess, Nitha, Niki, Vict, Eghy, Eca, Ela, Lia, Dito, Puput.
Mereka mempunyai cirri khas tertentu. Mulai dari Cha, nah ini nih yang paling galak, tapi orangnya asik kok. cirri-cirinya agak tinggi, rambut panjang, Cha adalah orang yang cantik, pintar berbicara “cerewet”. hobinya membaca novel dan marah-marah, kalo ke sekolah pake kaos kaki panjang, Kita beralih ke Ghee couplenya Cha, Ghee cirri-cirinya pendekan dikit dari cha, dan punya rambut panjang yang lurus. Ghee cantik, dia pandai dalam berstyle, ah pokoknya feminim deh, ke sekolah pake kaos kaki panjang, jas dikunci, rambut diikat segala macem “tapi gak norak” kebiasaanya rambut diiket 1, orangnya kalo lagi bad mood susah di ajak bicara, cuek abis! Yang 1 ini punya rambut panjang yang ikal, tingginya kayak Ghee, kadang-kadang orangnya agak gilaan dikit itulah yessi, yess pun jago dalam hal photo, waw,, kalo yg begini kasih aja sama dia. Yess paling suka sama lollipop. Mau berapapun lollipop yang dikasih ke dia, dalam waktu sekejap habis ludes. Kita beralih ke Nitha, cirri-cirinya rambut panjang tingginya sama kayak ghee, yess, Niki, Vict. Nitha ke sekolah pake kaos kaki pendek, sering terlambat, cocoklah sama couplenya “Yess” kalo di kelas apalagi waktu belajar hobbi banget makan, liat tuh lacinya yang penuh dengan kue-kue, Nitha mempunyai kesamaan dengan semua anggota-anggota SbeoKadabra. Niki adalah orang yang feminim, tapi jangan terkecoh dengan kefeminimannya, orang-orang bisa terkecoh, apalagi kalau lagi marah, waduh.. siap-siap tu tutup telinga, gak bisa dibayangkan, menakutkan deh pokoknya. Vict couplenya Niki, mereka berdua tuh cockok jadi couple, dari mulai gaya marahnya, sama suka teriak-teriak, dan suka lawak. Eghy orang yang paling sering buat sensasi, mau itu di sekolah atau di luar sekolah, rambutnya agak kriting, hobbinya online “sama kayak anggota-anggota yang lainnya juga, semuanya maniak deh”, dan suka dengerin lagu di waktu jam pelajaran, kecuali pelajaran matematika, mana brani dia. Eca hobinya makan, trus dikit galak sih. Ela wah, ini dia yang paling mendertia di SbeoKadabra, sering dikerjain, anak-anak Sbeo kan usil-usil, Ela sering di panggil Granny semenjak kelas 1smp, yang rambutnya kayak nenek-nenek yang jalan waktu malam hari tuh, “nenek lampir”, paling anti sama yang namanya om-om gatel. Bisa di bacok tuh. ih seremm… nah kalo Lia, siswa yang dibangga-banggakan, orangnya pintar, gak ada yang bisa ngalahin dia, pake kacamata lagi. Dito, dan Puput kelakuannya sama, suka usilin orang, yang paling usil di SbeoKadabra yah kedua couple ini. Pokoknya ada-ada aja yang mereka usilin!
(Di Smp 1 Tomohoniara)
“temen-temen! Kemarin tuh, aku kan buka internet”
“yah emang lu selalu internetan kali..” (sahut Vict yang memotong cerita Yess),
“iihh,, dengerin dulu kenapa sih! Kemarin tuh aku kan buka internet, trus ku liat tempat liburan.
“Liburan?? Dimana yess,, di mana?” (sahut Ela yang sambil makan memotong informasi yess).
“Arrgghh!! Makanya dengerin dulu!” (jawab yess dengan nada membentak)
Kemarin tuh yah, aku kan buka internet, trus aku liat kalau ada suatu pulau tempat liburan.
“dimana? Kapan kita pergi? Berapa biayanya? Jauh gak? (lagi-lagi informasi dari yess di potong Ghee)
“kalo gini terus, mana bisa dilanjutin? Malas ah..!! sebel!! (bentak yessi)
“iaia, eh makanya semuanya diam dulu, hargai dulu dong info dari yess, gimana sih?” (sahut Nitha membela Yessi)
kapal untuk ke sana agak lumayan murah, jadi gimana? Langsung mau di booking sekarang atau?
“sekarang aja” (jawab Eca dengan laju)
“semua stuju? (Tanya yess)
“ ssttuuujjjuuu!!! (semuanya)

“apaan ini stuju-stuju! Duduk semua!! (sahut bu guru yang mengagetkan anak-anak)
Stand up please … Greeting (kata Eghy sebagai ketua kelas ketika menyambut guru) Good morning ma’am (sambung teman-teman) Good morning, Thank you sit down please, now our English lesson will start, do you have homework? (sahut Bu guru) yes ma’am (jawab anak-anak). Have you done it? Yes ma’am (sahut anak-anak lagi). Ok, sekarang Ibu akan panggil satu per satu maju ke depan untuk mempresentasikannya, mulai dari nomor urut absen pertama, Lia.
(Sementara Lia mempresentasikannya)
Nitha, hentikan makan-makan! (kata bu guru)
(dengan segera Nitha menyimpan makanannya)
Beberapa saat kemudian!
Niki, Vict, hentikan cerita kalian yang berseri itu!
Cha, Ghee, Yess, hentikan aktivitas kalian yang lain! Sekarang bukan pelajaran ITC! Jadi kita tidak menggunakan internet! (maklum maniak)
(mereka langsung diam setelah presentasi Lia selesai, sekarang adalah giliran Nitha, dengan nomor absen kedua)
Hahahahahah :D (tertawa anak-anak ketika melihat presentasi Nitha)
Astaga Nitha!! Fotonya ganti, kenapa foto Ibu jelek kayak gitu? Yah gak tau bu kenapa (jawab Nitha) pokoknya diganti (kata bu guru), siap bu (sahut Nitha lagi) sekarang giliran Cha,,, ok buu!! (jawab cha)
(Cha melangkahkan kakinya menuju ke depan, tiba-tiba)..
Teng..teng...teng…!
Yah bu!! Baru mo di presentasikan udah bel,
Yah kalo gitu nanti di lanjutin minggu depan.
Ok bu..!

(ketika jam istirahat di Markas mereka, kantin sekolah)
“Eh,ehh.. itu tuh klik booking”
“udah, tau kali nenek!!” (kata Lia menjawab pertanyaan Ela)
“ emang aku kayak nenek-nenek” (kata Ela menanyakan seperti orang ling-lung)
“yahh eemmaanngg” (semuanya)
“oh begitu yah, hiihi makasih” (kata Ela dengan tersenyum, orang-orang pun heran melihat tingkah laku Ela yang ling-lung dan mudah dibohongi)

“Siapa yang suka bakso?” (Tanya Puput sambil mengebohkan kantin sekolah)
Aku.. aku.. (orang-orang yang menjawab)
“ok,, jadi semua total berapa? (Tanya Nathan)
“24” (jawab Puput)
“mba 24 Bakso yah, 1 bakso to’ nggak usah pake sayur, ikan, dll, special untuk Nitha” (kata Dito yang sudah tau gaya makan bakso Nitha)
“tumben lu baik?” (Nitha)
“orang lagi baik, dibilangin tumben, lagi kere dibilangin pelit, gimana sih?” (jawab Dito)
“makanan tiba” kata mba yang jual di kantin”

Semuanya makan dengan puas, dan enak, menikmatin makanan gratisan

(Setelah semuanya selesai makan)

“Eh, Put, Dit, lu berdua kan yang bayar? Aku balik ke kelas duluan yah” (niki berkata sambil meninggalkan kantin)
Eh,eh tunggu dulu!! Siapa yang bilang kita bayarin? (kata Dito yang menghentikan langkah Niki)
Nah kan tadi Putra yang bilang? (sambung Nitha)
Ih, tadi kan aku Cuma Tanya siapa yang suka bakso? Nah trus semua angkat tangan! gwe kan gak bilang kalo mo di bayarin, tapi Cuma Tanya? Siapa yang suka? Benerkan? (sambung Putra)
Yoii… man!! (jawab Dito)

Hhaahh?! Gila lo berdua, anak-anak udah pada makan habis! (sambut salah satu dari anak-anak di kantin)
Itu ma D.L (kata Dito dan Puput)

(anak-anak kantin ngamuk dan marah, ada yang udah gak punya uang akhirnya ngutang di kantin, mba sri pun yang jualan di kantin bingung, takut jangan-jangan gak di bayar)

Wah, bener-bener tu ! dasar tukang usil (kata mba sri yang menggeleng-gelengkan kepalanya)

Teng… teng… teng … bunyi bel masuk istirahat berbunyi… anak-anak semua bubar dan masuk ke kelas masing-masing.

Setelah tiba di kelas, guru mata pelajaran matematika datang, dan mengatakan bahwa hari ini guru mata pelajaran bahasa jepang tidak ada, karena sensei ada urusan penting, jadi hari ini mata pelajaran bahasa Jepang dig anti dengan mata Pelajaran Matematika.
Semua anak-anak kaget! Tapi gak ada yang berani menentang, yailah.. guru mata pelajaran matematika agak killer. Jadi kalau di tantang bisa-bisa abis deh lu! Dan lebih gawatnya lagi ulangan matematika untuk lusa di majukan jadi hari ini! Wah… sungguh menyiksa !!
Ulanganpun berlangsung! Walaupun ada yang nyontek sana-sini, tapi gak ketahuan.
(bel pergantian jam berbunyi)
Sekarang adalah mata pelajaran bahasa Indonesia.
Anak-anak sekarang kita akan belajar tentang antonym, yah meskipun sudah pernah dipelajari semenjak kalian masih di Sekolah Dasar, tapi gak salah kan kalau di ulang lagi (kata Ibu guru Bahasa Indonesia).
Kalau Ibu bilang satu kata kalian harus jawab dengan lawan katanya. Ok? (kata bu guru)
“ok bu” siswa menjawab
“Kita mulai.. pandai”
“bodoh”
“Tinggi”
“rendah”
“jauh”
“dekat”
“percaya”
“menang”
“eh, salah itu”
“eh, betul ini”
“bodoh” (kata ibu guru dengan membentak)
“pandai” (jawab siswa-siswi dengan santai)
“bbbbuuukkkaaannn”
“iiaaa”
“oohh Tuhan…” (kata bu guru dengan tingkah laku yang agak stress)
“Yah hamba” (jawab anak-anak)
“dengerin nih” (ibu guru mulai jengkel)
“bicara itu” (kata anak-anak)
“dddiiiaaammm” (ibu guru membentak)
“ribut”
“itu bukan pertanyaanya bodoh” (ibu guru marah)
“ini adalah jawaban pandai”
“aduh mati aku” (jawab ibu guru dengan pasrah)
“hidup kami”
“aku rotan baru tau rasa yah” (ibu mengamuk)
“kita akar lama tak tau rasa”
“males ibu mengajar kalian” (kemarahan bu guru sampai di titik puncak)
“rajin kami belajar bu guru”
“kalian gila semua” (kepala bu guru memanas)
“kami waras sebagian”
“cukkkkuuu…cuuukkkuuuppp…” (ibu guru pusing)
“kurang-kurang”
“sssuuudddaaahh-ssuuddaahhh” (ibu guru marah dan bolak-balik di depan kelas)
“belum-belum”
“oh, melawan yah” (kesabaran bu guru habis)
“oh, mengalah tidak”
“berdiri semua”
“duduk”
“bego kalian ini”
“cerdik kami ini”
“kamu semua di tahan siang ini” (bu guru hampir gila)
“dilepaskan tengah malam itu”
“aaadduuuuhh!! Matiaku!! (kata bu guru yang hampir gila masuk di kelas itu dan langsung keluar kelas)

Yah maklum lah, di dalam kelas semua anak-anak pada usil, dan suka ngerjain orang, termasuk teman-teman ataupun guru-guru.

Tiba-tiba bel pulang sekolah berbunyi, tanpa basa-basih anak-anak langsung mengemaskan barang-barangnya dan pergi ke lapangan karena ada pengumuman.

Tiba di lapangan sekolah, anak-anak sudah pada ngumpul!
“perhatian semuanya, besok adalah hari libur, jadi pergunakanlah hari libur itu dengan baik-baik, dan hari libur berjalan selama 1 minggu” kata kepala sekolah

Yeee…..!!! asik !! liburan bisa lebih cepat lagi dan lebih lama!! Hhhuuhh… asik. Asik !! anak-anak berteriak!

“di harapkan semuanya diam dulu, dalam rangka hari libur ini, besok kita akan bertamasya” kepala sekolah berkata

Yah, akhirnya liburan the SbeoKadabra dibatalkan karena ada liburan sekolah, betapa sedihnya mereka setelah mendengar hal itu, mereka yang ingin sekali pergi ke pulau yang mereka inginkan, akan tetapi di batalkan, padahal mereka sudah bela-belain menabung, agar supaya apa yang mereka ingin beli untuk persiapan liburan mereka, dan sayang sekali dibatalkan.

“kita pergi liburan kemana pak?” teriak salah satu siswa dari lapangan yang begitu ribut
“ah,, gak usah pikirin itu, sekarang tugas kalian pikirin barang-barang yang akan di bawa, dan pastinya tempat itu enak untuk bertamasya, setiap orang akan diberikan peta” atau tidak kalian bisa masuk ke blog bapak dan lihat dari informasi yang disitu” jelas anak-anak?
“jelas pak”

Nah, sekarang kalian pulng dan bereskan barang-barang kalian.
Besok kita kumpul jam 6 dan berangkat jam 7 supaya tidak kesiangan, kata kepala sekolah.

Di perjalanan pulang sekolah!
Eh, lapar nih, dari tadi aku Cuma makan bakso, makan yuk? Makan dimana lagi? Kan tadi kepala sekolah udah bilang, kalau kita gak boleh mampir sana-sini, iakan? Emangnya lu gak denger apa? Jawab Nitha kepada Ela.
Ia, tapikan aku lapar, yuk,, yah,, ayuk !! temen, temen, makan yuk.. !!
Yah udah deh, gwe juga dah lapar kok. Jawab Yessi.
Yah udah. Sekarang kita makan di mana?
Yah biasalah di restoran tempat kita nongkrong jawab cha kepada Ghee.

Sesampainya di restoran, semua langsung duduk dan memesan.
Ela, kamu deh yang duluan, kata Eca,
Ok siiipp.. ssiipp.., jawab Ela, aku mau pesan nasi goreng seafood 1, bakso 1, nasi putih 1, mie goreng 1, trus minumnya 1 teh putih, vanilla ice cream 1, 1 es teh manis.
Pelayan yang mendengar pesanan Ela, diam sambil menelan ludah mendengar ucapan Ela, yang makan segitu banyaknya.
“gila … banyak banget lu makan, gimana badan lo gak mau besar, makan kayak kebo” sahut Lia,
“ah,, diam lo!, itu blum seberapa” jawab Ela.
“buusseett dah, gimana banyak yah, makanan lo di rumah, 1 hari bisa habis 1 karung beras kalau begini, gue aja 4 bersaudara itu nanti habisnya 1 minggu, lah ni lo 1 hari”
“ah, diam-diam, sekarang cepat pesan” kata Dito yang menjawab pertanyaan puput!


Setelah semuanya selesai memesan, dengan biasa semua pada online, kecuali Dito dan Puput, yah paling kerjaan mereka usilin orang-orang!

Tiba-tiba..
Yyyeess, aassiikk!! Gak sia-sia!! Teriakan gembira dari Vict dengan suara yang melengking dan menghebohkan restaurant.
“ppsssttt…” jangan teriak-teriak, apaan sih lo?! Kata Niki,
“kayak lo aja yang gak pernah teriak-teriak, hobbi lo kan teriak-teriak juga”
“iihh,, udah-udah, diam dong, bikin malu orang aja, gak sadar apa kita lagi di mana, mana berkelahi lagi, emangnya ada apa? Tanya Yessi.
“ini nih, sekolah kita akan bertamasya di pulau yang kita inginkan”
“beneran lo?” jawab Yessi
“yaialah, masa gue boong sih, itu di pulau yang kita rencanain untuk liburan, asik kan?”
“waahh,, enak dong” sahut Cha.
“ialah masa iadong” jawab Ghee.

Eh, gimana kalau habis makan, kita shopping.. hitung-hitung untuk kebutuhan besok lah, inikan hari terakhir kita libur dalam tahun ini, iakan? Jadi kita harus berpenampila perfect, seperfect-perfectnya, jawab Ghee yang gila shopping.
Eh, dipikiran lo tuh yah, Cuma ada shopping mulu, shopping mulu! “sahut Eghy”
Ih, gak apa-apa kali

Aarrrgghhh!! Cecak, cecak! Aahh!! Teriakan seorang gadis.
Ternyata seorang gadis itu berteriak karena di usilin sama puput dan dito, untunglah pada saat itu mereka semua sudah selesai makan, jadi gak ngomong apa-apa langsung cabut, ikutan sama puput dan dito, haha :D dasar anak-anak yang usil.

Tiba di Mall

Temen-temen bagus gak? Tanya Ghee
bagusan ini (jawab Eghy dan menunjuk baju yang dipegangya)
Ah, gak mau aku mau yang ini aja deh,
Yah, terserah! (kata Eghy)

Mereka pun telah membeli segala macam peralatan yang ingin mereka kenakan pada hari, esok. Setelah berbelanja, mereka pulang ke rumah masing-masing dan berkemas-kemas untuk hari esok!

Keesokan harinya
Ah, mana lagi tu dua anak, blum muncul-muncul dari tadi, kita kan udah mau berangkat?
Ah, kayak lo gak tau aja gimana mereka berdua, sedangkan ke sekolah aja terlambat, apa lagi ini pergi bertamasya, yah pasti juga lah. “jawab Lia, menjawab pertanyaan Dito”

Teman-teman, teriak Nitha dan Yessi sambil turun dari mobil
Maaf, kita terlambat  kata Nitha,
Gak perlu minta maaf, emang udah biasa kali, sekarang cepat naik ke Bus, dari tadi kita tinggal tunggu kalian berdua tau “jawab Cha” dan merekapun berangkat, menikmati liburan mereka.

“LEVIARMOUS-LEFRISTO” (created by Carollin Tumbol)

“LEVIARMOUS-LEFRISTO”
Mamah!! Kok gak di bangunin sih? Jadi Rere kesiangan deh, ntar telat lagi! Teriak Rere sambil membentak Ibunya yang gak bangunin Rere!
Siapa bilang gak bangunin Rere? Tadi udah di bangunin Cuma ngorok! Jawab Mamah.
Rere tidak bisa mengelak, karena memang betul Rere hanya ngorok ketika Mamah Rere bangunin Rere. Dengan cepat Rere bergegas dan menyiapkan koper dan barang-barangnya untuk berangkat.
“Oh ia, Riri mana mah?”
“Riri udah duluan ke airport barengan Papah, cepetan deh mandi sana”
“ia, ia” jawab Rere dengan terburu-buru mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi”

(Selesai mandi)

ttiitt…ttiitt bunyi klakson mobil yang telah menanti Rere keluar dari rumah.
“ia,ia tunggu sebentar” jawab Rere

(tiba di mobil, Mamah Rere langsung melajukan mobil untuk mengantar Rere ke airport)
(tiba di airport mereka langsung naik pesawat yang akan berangkat ke- N – E – W Y – O – R - K)
“hati-hati yah nak, Mamah dan Papah akan merindukan kalian”
“ia, dadah Mamah Papah”

Oh ia, hampir lupa. Riri Rere adalah anak kembar dari kedua orang tua yang bernama Jolsifon dan Belle. Riri Rere sekarang berumur 17 tahun, dan mereka berangkat ke-New York untuk melanjutkan tugas mereka sebagai pelajar, di sana mereka tinggal bersama Paman Edward dan Bibi Laura)


(tibanya di New York)
Selamat datang di New York, kata Paman Edward dan Bibi Laura yang menyabut si kembar dengan wajah yang gembira dan tersenyum. Riri Rere pun juga tersenyum gembira melihat Paman dan Bibi mereka yang menyabut mereka dengan canda tawa 
“yuk, naik ke mobil! Sekarang mau jalan-jalan dulu atau langsung ke rumah” Tanya paman Edward.
“jalan-jalan dong” jawab Riri Rere
Selama di perjalanan Riri Rere terlihat sangat gembira, dan mereka menikmati perjalanan itu dengan baik, mereka telah mengunjungi beberapa tempat, dan makan, akan tetapi kebahagiaan Riri Rere belum belum lengkap tanpa kedua orang tuanya yang tidak ikut bersama Riri Rere karena banyak tugas yang harus dikerjakan oleh kedua orang tuanya di Jakarta. Yah, maklum lah, orang tua Riri Rere kan orang sibuk, Ayah Riri dan Rere adalah penguasaha terkaya di Jakarta, dan Ibu dari Riri Rere adalah direktur dari perusahaan yang terkenal se-Jakarta, jadi tidak heran kalau Riri-Rere melanjutkan kuliahnya di New-York.

Sesampainya di rumah Paman Edward dan Bibi Laura, Riri Rere mengatur barang-barangnya, dan di rumah Paman Edward dan Bibi Laura telah disiapkan kamar untuk Riri Rere tidur, karena keduanya perempuan jadi tidak masalah jika tidur satu ranjang.
Sebelum tidur seperti biasa, Riri Rere harus cuci muka, tangan, kaki, dan satu lagi, gosok gigi, setelah itu nonton sedikit dan tidur, karena kecapean jadi Riri Rere langsung tertidur lelap, Paman Edward dan Bibi Laura tidak mau membangunkannya untuk minum susu dulu, karena melihat Riri Rere yang sudah tertidur lelap.
Menikmati indahnya New York, Riri dan Rere keluar dan jalan-jalan karena belum puas melihat keindahan New York yang sangat-sangat indah dari sebelumnya, mereka melihat bulan dan bintang yang begitu indah, bunga-bunga yang di taman, ke supermarket, sewaktu Riri dan Rere pergi ke supermarket yang tersebesar di New York, mereka kehilangan jejak satu sama lain, Riri tidak tau harus bagaimana dan Rere pun tidak tau harus bagaimana.
Tiba-tiba Rere melihat sosok Riri yang menuju ke pintu keluar, akan tetapi pada saat Rere mengejar Riri, Rere kehilangan jejak dan tidak bisa melihat Riri lagi ke mana karena mata banyak orang yang ada di depan Rere. Rere tidak putus asa, akhirnya Rere keluar pintu dari supermarket dan mencari Riri walaupun hari sudah mulai gelap, Rere telah mencari Riri kemana-mana tetapi tidak ketemu, begitu juga dengan Riri yang telah mencari Rere ke mana-mana akan tetapi tidak ketemu.
Rere dan Riri sama-sama tidak ingin terpisah dari kembarannya maupun itu Rere kembaran Riri atau Riri kembaran Rere. Rere pun tersesat begitu jauh dari rumah Paman Edward dan Bibi Laura, sedangkan Riri sudah agak lumayan dekat dengan rumah paman dan bibi mereka berdua.
Setelah lama mencari, Rere capek, dan kebetulan Rere melihat taman yang indah walaupun tidak terlihat jelas pada waktu malam hari, akhirnya Rere duduk di satu tempat duduk taman itu. Dan Riripun melihat suatu taman yang indah dengan pohon-pohonnya jadi Riri pergi duduk di suatu tempat duduk. Sungguh tidak di sangka mereka berdua bertemu di taman itu. Senangnya mereka berdua, sambil menangis dan takut kehilangan satu sama lain.
Karena sudah kemalaman jadi Rere Riri melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang ke rumah. Ketika di perjalanan Rere dan Riri melihat dari taman itu ada cahaya yang terang-menderang dari Batang pohon besar yang paling bawah, karena rasa penasarannya Rere Riri itu, jadi Rere Riri berjalan pelahan – lahan menuju cahaya itu, semakin dekat semakin terang cahaya yang dilihat Rere Riri, ketika mereka sampai pada cahaya misterius itu ternyata ada sebuah pintu kecil di sana. Mereka masuk di pintu pohon itu, ketika Riri Rere masuk di dalam pohon itu ternyata ada dua jalan lagi, Rere Riri pun terpisah lagi di pohon ini, Rere mengarah ke kanan dan Riri mengarah ke kiri, mereka tidak bisa berpindah tempat karena semenjak dari pertama mereka masuk, Rere Riri terseluncur ke bawah dengan laju.
Tiba-tiba Rere sampai di suatu tempat yang tidak pernah dilihat Rere, sekarang Rere berada di sebuat tempat yang bernama LEFRISTO, dan begitu pula dengan Riri, Riri tiba di tempat yang belum pernah Riri lihat sebelumnya, tempat Riri berada sekarang bernama LEVIARMOUS. Tempat yang Rere dan Riri tempati sekarang ini berbeda jauh dengan kehidupan mereka.
Ketika sekian lama Rere berkeliling di tempat yang tidak dikenal itu, ternyata Rere bertemu denga seorang Pria yang gagah dan tampan dan seumuran Rere, sebenarnya Rere takut mendekati pria yang tidak dikenal itu, tapi apa boleh buat? Setelah berjam-jam Rere berkeliling – keliling di tempat itu, belum ada seorang pun yang Rere temui, akhirnya Rere bertemu dengan pria tampan ini. Dan pria tampan ini berjalan menuju ke Rere, mulai dari situlah Rere kenal dengan pria ini namanya adalah Justin. Pria tampan itu bertanya kepada Rere, bagimana bisa Rere bisa ada di tempat itu, dan Rere pun menceritakan semuanya dari awal bagaimana Rere bisa berada di tempat itu dan bertemu dengan Justin.
Beralih ke Riri, Riri telah mendapat jalan pulang dari LEVIARMOUS, nama tempat yang tidak ada orang ketahiu selain Riri, akhirnya Riri bisa pulang, tapi sungguh malangnya dengan Rere yang tidak bisa menemukan jalan pulang.
Kembali ke Rere.
Justin dan Rere pun berjalan bersama, tempat Rere dan Justin berada sekarang ini sangat-sangat indah dari tempat yang di kenal paling indah sedunia, tempat Rere dan Justin ini jauh lebih indah dari tempat-tempat yang ada di muka bumi ini.
Justin mengantar Rere pergi ke tempat yang banyak penghuninya, Justin dan Rere tinggal dalam satu rumah. Eettss,,, tapi jangan berpikiran negative dulu, di dalam rumah itu bukan hanya Justin dan Rere, tapi ada juga seorang nenek tua yang masih cantik dan baik hati. Baru pertama kali Rere sampai di rumah itu, sang nenek tua ini pun menyambut Rere dengan senang hati, dan Justin pun menceritakan bagaimana sampai Rere bisa berada di tempat itu, setelah lama bercerita, Rere dan Justin tidur, tapi beda ranjang tidur pastinya, secara pria dan wanita yang belum berhak.
Oh ia, sang nenek tua yang masih cantik ini dan baik hati bernama Luspita, nenek Luspita hidup sederhana di rumah yang berbentuk jamur raksasa itu. Anehnya lagi, di tempat itu semua rumah berbentuk Jamur raksasa, yang tidak ada bedanya, ah pokoknya aneh deh! Tempat itu dinamakan Funguses.
(Keesokan harinya)
hhuuaaeemm…!! Pagi yang cerah, kata Rere melihat matahari yang telah terbit dari sebelah Timur. Rere keluar kamar dan menghampiri Nenek Luspita. Rere dan nenek Luspita pun sarapan bersama, tapi Rere merasa ganjil karena tidak ada Justin. Rere penasaran kemana Justin, dari tadi tidak kelihatan, akhirnya Rere bertanya kepada Nenek Luspita. Nek, Justin ke mana nek? Oohh,, Justin? Justin tadi pagi-pagi subuh keluar mencari udara segar, jawab nenek. Dimana nek? Tanya Rere, paling sekarang Justin berada di taman, jawab nenek lupista, dimana nek tempatnya? Oh, kamu hanya mengikuti arah jamur-jamur kecil itu dan itu akan membantu kamu untuk pergi ke taman di tempat Justin berada. Ternyata di LEFRISTO Rere tinggal di tempat yang serba jamur, di tempat yang di katakan Jamur-jamur tinggal.
Setelah mengikuti jejak jamur-jamur kecil itu, Rere melihat Justin yang sedang berjalan di taman. Dan Rere berlari menghampiri Justin, Justin pun heran mengapa Rere bisa berada di taman itu padahal Rere baru semalam ada di dunia LEFRISTO, dan Rere pun menjelaskan semuanya, Rere yang bisa menghampiri Justin karena mengikut kata nenek Luspita yang harus mengikuti jejak jamur-jamur kecil itu.
Justin dan Rere berjalan berduaan di taman, bermain di pepohonan, bunga-bunga, dan air mancur, betapa romantisnya mereka berdua. Setelah capek bermain akhirnya Justin dan Rere duduk di bawah pohon, dan berbincang-bincang.
Karena Justin lapar yang belum makan dari pagi, jadi mereka pun beranjak pulang. Sesampainya di rumah, nenek Luspita telah menyiapkan makanan untuk makan siang, ternyata tak terasa Justin dan Rere bermain di taman dari pagi hari sampai pada siang hari.
Habis makan siang, Justin mengajak Rere orang baru yang berada di LEFRISTO untuk jalan-jalan pergi ke tempat yang dikatakan tempat pohon, berbeda dengan tempat tinggal Rere di tempat jamur, di tempat Tree semua serba pohon, rumah-rumah mereka semua terbuat dari pohon, dari pohon yang paling kecil di bawah lutut Justin dan Rere yang tidak akan pernah bertumbuh sampai besar, dan sampai pohon yang tinggi sekali melewati awan. Sungguh luar biasa.
Setelah melewati Tree, Justin dan Rere pun tiba di Florsda di florisda semuanya serba bunga, sama seperti funguses dan Tree, di florisda semuanya dari rumah berbentuk bunga raksasa. Dari bunga – bunga yang begitu mungil dan sampai ke bunga – bunga yang sangat – sangat besar.
Dan masih banyak lagi tempat-tempat aneh di LEFRISTO. Belum beberapa lama Justin mengajak Rere pulang.
Tibanya di rumah, bukan nenek Luspita yang menyiapkan makanan untuk Rere, akan tetapi yang menyiapkan makan untuk Rere adalah Justin.
Hidangan yang dibuatkan Justin sungguh enak, bumbu – bumbu yang dipakai sangat terasa. Ternyata bumbu – bumbu yang di pakasi Justin dari Jamur dan beberapa sayur – sayuran yang segar. Rere menikmati makanan yang seumur – umur belum pernah di cicipi Rere dan tidak pernah di dapati di restaurant manapun.
Di meja makan hanya Justin dan Rere yang makan berdua dengan sepasang lilin yang menyala dan minuman segar yang dibuat Justin dari jamur.
Malam itu, merupakan malam yang paling indah dari Rere dan Justin. Selesai makan Rere dan Justin tidur, Justin berjanji kepada Rere untuk keesokan harinya Justin akan mengajak Rere pergi ke sungai dan naik perahu. Rere tidak sabar lagi menunggu hari esok.
(keesokan harinya)
Rere… Rere … bangun, bangun Rere. Kata Justin dengan ramah membangunkan Rere yang lagi tidur, seperti janjinya, Justin akan membangunkan Rere pagi – pagi untuk pergi ke sungai dan naik perahu.
Eh, eh,,, pagi – pagi sudah bangun, mau kemana ? Tanya nenek Luspita kepada Justin dan Rere.
Oh ini nek, Justin mau ngajak Rere ke sungai, kata Justin sambil meletakan tangan kanan Justin ke bahu Rere.
Kalau begitu hati – hati di jalan yah nak, kata Nenek Luspita yang beranjak dari tempat tidur.
Sepanjang perjalanan Justin dan Rere kelihatan sangat romantis, Justin yang takut Rere terjatuh ketika di jalan yang berbatuan memegang tangan Rere dengan erat, dan begitu juga dengan Rere yang memegang tangan Justin begitu erat karena takut Justin jatuh. Keduanya saling melindungi satu sama lain.
Tibanya di sungai, mereka naik perahu yang berbentuk Jamur. Perahu itu bisa berjalan sendiri mengelilingi sungai yang begitu indah. Disana Rere melihat ikan – ikan yang cantik dan lucu, anak – anak yang sedang bermain di pinggir sungai, dan tiba – tiba ada seorang anak yang akan melempar batu ke sungai dan tanpa sengaja mengenai kepala Rere, Rere menjerit kesakitan, anak itu lari karena ketakutan dan Justin mengejarnya. Rere menahan Justin, karena Rere pikir Justin akan memarahi anak yang malang itu. Ternyata tidak, Justin hanya menasihati anak itu, di dunia LEFRISTO tidak ada yang namanya bertengkar, semuanya hidup rukun dan damai.
Justin pun kembali naik ke perahu, dan tiba – tiba Justin memegang tangan Rere, ternyata Justin dan Rere sudah saling suka sejak pandangan pertama. Akan tetapi, di dunia LEFRISTO tidak boleh yang namanya saling pacaran ataupun menikah. Betapa sedihnya Rere mendengar hal itu dari Justin.
Setelah dua bulan Justin melihat Rere yang telah menyukai Justin semenjak pandangan pertama, Justin tidak ingin melukai hati Rere dan berbohong kepada diri Justin sendiri. Akhirnya Justin pergi menghampiri Rere dan menceritakan semuanya, bagaimana Justin bisa berada di LEFRISTO.
Ternyata Justin mengalami hal yang sama dengan Rere, dan sampai sekarang Justin belum menemukan jalan keluar bagaimana supaya bisa kembali ke tempat asalnya semula, jika Justin dan Rere keluar dari LEFRISTO, tidak akan ada lagi kata yang melarang untuk pacaran atau menikah.
Jadi dengan tekat Justin dan Rere pergi mencari jalan keluar, berhari – hari lamanya Justin dan Rere mencari jalan keluar, tapi tidak ketemu. Akhirnya mereka pulang ke rumah dengan pasrah.
Sesampainya di rumah, sang nenek pun bertanya “dari mana kalian berdua?” kita sedang mencari jalan keluar dari LEFRISTO nek, dan pergi ke tempat asal kita.
Nenek yang tersentuh hatinya, melihat Justin dan Rere yang begitu berktekat untuk mengejar cinta mereka, akhirnya Nenek Luspita memberikan jawabannya, ternyata nenek Luspita tau jalan keluar dari negeri itu. Akan tetapi, nenek Luspita merahasiakannya dari Justin dan Rere karena takut akan meninggalkan sang nenek dan kesepian. Tetapi setelah sang nenek member tahu di mana jalan keluarnya, Justin dan Rere tidak enak pulang karena melihat nenek yang hanya sendirian.
“Tapi bagaimana dengan nenek?” Kata Rere
“Tenanglah nak, kejarlah impian kalian. Nenek di sini tidak hanya sendirian lagi”
“Lalu, dengan siapa nenek di sini?” Tanya Justin
“oh, tenglah nak, nenek masih punya banyak teman di sini yang nenek sudah anggap menjadi keluarga nenek, jadi jangan mengkhawatirkan nenek, nenek akan lebih sedih jika kalian tetap tinggal di sini dan tidak jadi mengejar cita – cita kalian karena kasihan pada nenek, jadi nenek harap pergilah dan kejarlah cita – cita kalian”
“baik nek, selamat tinggal nek, jaga dirimu baik – baik” teriak Justin dan Rere yang lari sambil berpegangan tangan.

Ketika mereka berdua telah menemukan jalan keluarnya, di taman yang dunia sebenarnya, perlahan – lahan Justin mendekati bibir Rere, Rere menutup mata, semakin lama semakin dekat dan akhirnya …
Rere ….. !! baaannnggguuunnnn !! Rere pun terbangun dari tidurnya dan mimpi Rere, dan segera bergegas untuk pergi kuliah, karena hari itu adalah hari pertama masuk kuliah Rere semenjak tiba di New York.










SEKIAN DAN TERIMA KASIH
***

you are the one (created by Melisa Dengah)

YOU ARE THE ONE
Haejin dan aku sedang duduk di depan tivi sambil memegang sebungkus makanan ringan di tangan kami masing-masing.
“Sang Wa.. betapa gantengnyaa dirimuu…” jerit Younna. Aku tersenyum kecil.
“AISH~ AKU MAU PELUUUKK kamuu Sang Wa..!!” jeritnya lagi. lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum.
“Unni masih belom suka juga sama Sang Wa?” tanya Younna saat saluran Tv sedang iklan. Aku menggeleng.
“Sang Wa itu penyanyi paling ganteeeng di Korea lho. Udah begituu dia gak Cuma modal tampang doang, Unni. Dia juga punya suara emas. Unni dengar kan tadi gimana suaranya? Huuuaah… merinding…” ucap Younna panjang.
Aku mengangguk-angguk. Younna semakin antusias mendengar reaksiku.
“tau gak Unni, apa berita terbaru Sang Wa?” tanya Younna. Aku menggeleng.
“Sang Wa akan tampil di acara malam amal kampus kita! ASTAGA~~ bisa gilaaa kalau aku membayangkannyaaa…” ujarnya lagi. aku tertawa kecil.
“Ohya? Wah keren!” sahutku.
“yah, udah selesei acara Tv-nya. Yaudah, aku belajar dulu deh Unni. Dah Unni..” Younna beranjak ke kamarnya dan meninggalkanku.
Aku masuk ke kamarku setelah mematikan Tv. Kubuka pintu lemari kamarku. Ah, rasanya tidak adil bagi Younna.
Ohya, aku Mi Young. Mahasiswa jurusan ekonomi manajemen semester akhir. Haejin adalah adikku satu-satunya. Dia juga sudah kuliah jurusan bahasa inggris semester awal. Setiap hari selasa, Younna pasti sudah jejeritan begitu melihat Sang Wa, penyanyi favoritnya tampil secara berkala di salah satu realiti show.
Younna adalah gadis yg sangat ceria. Setiap saat ia berusaha membuatku senang karena kelemahanku. Kaki kananku lumpuh, sehingga aku terpaksa mengenakan kursi roda atau kayu papah. Tapi Younna selalu ada setiap aku membutuhkannya. Itu alasan kenapa aku hanya diam setiap ia bercerita soal Sang Wa.
Semoga dia tidak pernah tahu kalau aku sudah lebih dulu menyukai Sang Wa sebelum ia setenar sekarang. Semoga Younna tidak pernah tahu.

Esok harinya—
Younna mengangkat piring bekas sarapan kami. Mi Young menahan tangan Younna.
“bolehkah aku saja yg mencuci piring? Kau pasti lelah..” pintanya.
Younna tertawa, “Ah kwaenchanayo Unni. Sudah, Unni duduk saja. Cuma lima menit kok, setelah itu kita langsung ke kampus. Oke?”
Mi Young hanya tersenyum kecil saat Younna menolak permintaannya.
Setelah mencuci piring, Younna langsung mendorong kursiroda Mi Young dan mengunci apartemen. Mereka menuju ke halte bus dekat apartemen.
Bus yg ditunggu datang, Younna membantu Mi Young berdiri dan memapahnya masuk ke bus. Bus terlihat ramai, Younna menyuruh Mi Young berpegangan di salah satu kursi sementara ia melipat kursi roda yg masih ada di luar bis.
Seseorang menyenggol Mi Young keras, karena kaki Mi Young timpang, jelas ia kehilangan keseimbangan. Ia jatuh.
“AAH~~” rintihnya.
Younna yang sudah berada di dalam bis terlihat panik. Ia langsung membantu kakaknya berdiri.
“Hei kau! Apa yang kau lakukan pada kakakku!” teriak Younna pada orang yg tadi menyenggol Mi Young. Orang itu hanya diam, menutupi wajahnya dengan topi dan jaketnya yg tebal.
“sudahlah, Younna. Dia tidak sengaja.” Ucap Mi Young.
“tidak bisa begitu, Unni. Harusnya dia minta maaf! Tidak bisa seenaknya seperti itu !!” Younna masih emosi. Mi Young mengelus tangan adiknya supaya emosinya mereda.
Kampus—
Younna berlari saat ia tahu bahwa ia terlambat sepuluh menit untuk ke kelas kakaknya, lima menit lagi Mi Young ganti mata kuliah. Dan mata kuliah itu ada di lantai tiga.
Younna cemas saat ia tidak menemukan kakaknya di kelasnya. Haejin menanyai semua orang yg ia lewati, “kau lihat Soo Yun? Gadis yg memakai kursi roda?”
Dan semua menjawab, “tidak.”
Younna bingung, akhirnya ia naik tangga. Betapa kagetnya ia mendapati kakaknya sedang terseok-seok di anak tangga kelima. Younna langsung menghampiri kakaknya.
“Unni~! Maaf. Maaf” seru Younna merasa bersalah.
Mi Young tersenyum, “Tidak apa-apa. Aku kan tidak bisa harus terus bergantung padamu. Kapan aku bisa mandiri kalau kau terus membantuku, Younna?”
Younna menggeleng, “tapi aku tidak mau melihatmu seperti ini Unni.”
Mi Young memeluk adiknya saat ia sudah duduk kembali di kursi rodanya, “aku sudah terlalu sering merepotkanmu. Aku tidak mau menjadi bebanmu, Younna.”
Younna memukul kepala kakaknya pelan, “hei, kita itu diciptakan untuk saling merepotkan. Waktu aku kecil, pasti aku juga jadi bebanmu kan? sudahlah, anggap saja aku membayar semuanya.”
Mi Young tersenyum, “tapi kalau kau terus mengurusiku, kau tidak akan punya waktu untuk dirimu sendiri.”
“maksud Unni?” Younna bingung.
“Jong Hsu. Kau dekat dengannya kan?” selidik Mi Young.
“astagaa.. dia kan ketua himpunan mahasiswa, Unni. Hanya sekedar bertanya soal Sang Wa.” Kata Younna nyengir.
Tiba-tiba seseorang berjaket tebal berjalan terburu-buru dan menabrak kursi roda Mi Young, hingga Mi Young terlempar ke bawah.
GUBRAK~!
Younna terperangah. Cepat-cepat ia membantu kakaknya yg tengah merintih agar kembali di kursi rodanya. Younna mencegat orang itu.
“Younna, biarkan saja..” ucap Mi Young.
Younna tidak menghiraukan ucapan Mi Young. Ia mencengkeram lengan orang itu.
“BERANINYA kau menabrak kakakku~! Minta maaf sekarang juga!” perintah Younna.
“Tidak. Aku tidak sengaja. Salah sendiri berdiri di tengah tangga.” Balas orang itu. Younna merasa familiar dg suaranya.
“HEH BODOH~! kau tidak lihat kaki kakakku berdarah gara-gara kau!! Kalau kau tidak mau minta maaf sekarang, akan kupatahkan lehermu!” ancam Younna yang memang sudah sering menjuarai kejuaraan karate.
“sudahlah Younna. Dia itu tidak sengaja lagi. lagipula mungkin ia terburu-buru di kejar sesuatu. AKu baik-baik saja.” Ucap Mi Young.
“TIDAK BISA. Aku tidak mau kau diperlakukan seperti itu Unni!” Younna marah.
Orang itu membuka topinya, “Maafkan Aku.”
Younna kaget ternyata orang yg dibentak-bentaknya dari tadi adalah Sang Wa.
Younna melepas cengkeramannya. Ia lemas. Mi Young menunduk pasrah.
“Unni, jangan katakan kau sudah tau bahwa dia Sang Wa. Maka itu kau menyuruhku membiarkannya. Karena sebelum ini, kau tidak pernah berucap setiap kali aku memarahi orang yg mendorong atau menabrakmu. Unni, jangan katakan!”
Mi Young diam. Yesung memandang Younna dan Mi Young bergantian.
“Maaf, Younna. Aku memang sudah tau kalau dia Sang Wa.”
Younna beralih pada Sang Wa. “HEH, dengar kau SANG WA! Tau apa hal paling bodoh yg pernah ku lakukan?”
Sang Wa menggeleng dalam diam.
“hal yg paling bodoh dalam hidupku adalah, aku PERNAH memuja-muja KAU! Ternyata kau tak lebih dari seonggok daging tak berperasaan yg TIDAK SOPAN~! Aku tidak akan pernah memujamu lagi, aku tidak akan menyanyikan lagumu lagi! CAMKAN itu!”
Sang Wa terperangah, “tapi aku kan tidak sengaja menabrak kakakmu..”
Younna mendengus, “lalu kenapa kau harus menunggu ancamanku untuk meminta maaf? Harusnya sudah kupatahkan lehermu dari awal aku melihatmu di bis!”
Mi Young menarik tangan Younna, “sudahlah. sudah. Sang Wa, maaf. Ayo, Younna aku sudah terlambat masuk kelas..”
Sang Wa menatap wajah Mi Young penuh rasa terimakasih.
“Untuk apa kita meminta maaf padanya! Sekarang aku menyesal sudah meminta Jong Hsu mengundangmu dalam acara kampus!”
Younna mendorong kursi roda Mi Young menaiki tangga.
“lho, Younna. Kau sudah bertemu Sang Wa secara tidak sengaja rupanya. Wah, pasti kau senang sekali. Padahal tadi di lantai dua, banyak sekali gadis yg menjerit-jerit padaku ingin melihat Sang Wa ,” ucap Jong Hsu yg tiba-tiba turun dari lantai atas.
“SENANG SEKALI~! Sampai aku muak melihatnya. Suruh semua gadis itu diam, karena mereka menjeritkan nama orang paling BODOH di dunia.” Ucap Younna ketus.
Jong Hsu heran. Sepengetahuannya, Younna sangat memuja Sang Wa. Kenapa begitu melihat secara langsungYounna malah seperti ini.
Sabtu malam—
Younna masih mengenakan tanktop dan celana pendek kesukaannya saat Mi Young bertanya, “kau tidak ke kampus?”
Younna mendengus, “untuk apa? Melihat orang bodoh sedang bernyanyi? TIDAK.”
Mi Young diam. “Maafkan aku, Younna.”
Younna yg sedang membaca komik menoleh, “kenapa?”
“tidak mengatakan padamu kalau dia Sang Wa.” Kata Mi Young.
“Tidak apa-apa.” Ucap Younna.
Mi Young menghela napas, “aku tidak ingin kau kehilangan idolamu. Itu alasan kenapa aku tidak memberitahumi. Aku takut kau kecewa padanya.”
Younna menutup komiknya, “untuk apa kau lakukan itu?”
Mi Young memandang adiknya, “karena yg aku tahu, itu satu-satunya hal yg bisa kulakukan untuk membuatmu selalu terlihat ceria. Aku tidak mau melihatmu sedih.”
Sang Wa tertawa. “kau tidak perlu melakukan apapun untukku Unni..”
Tiba-tiba ada suara ponsel berbunyi. Itu ponsel Mi Young, Younna berdiri dari duduknya dan menghentikan kakaknya yg akan memutar kursi rodanya.
“aku saja yg ambilkan. Kau letakkan dimana ponselmu?”
“di dekat lemari. Terima Kasih.” Jawab Mi Young.
Younna masuk kamar Mi Young. Dan ia sangat ama terkejut dg apa yg dilihatnya. Airmatanya hampir menetes.
Younna memberikan ponselnya pada Mi Young. “ayo ke kampus. Kau tidak ganti pakaian? Cepat.”
Mi Young bingung. “Kenapa? Katamu kau tidak mau melihat orang bodoh?”
Younna, “sudah jangan protes. Cepat pakai gaun yg dibelikan Ibu bulan lalu. oke?”
Mi Young bingung, tapi ia menuruti kata-kata adiknya.
Tak lama kemudian Younna mengetuk pintu kamarnya, “sudah selesai, belum?”
Mi Young keluar dari kamarnya, gaun helterneck warna pastel terlihat sangat indah dan anggun membalut tubuhnya.
“Astaga~ kau cantik sekali! Tunggu sebentar!” Younna masuk ke kamarnya lagi. saat ia kembali ia sudah membawa beberapa aksesoris warna senada.
“pakai. Sudah kubilang, beli lah aksesori. Masa kau akan pinjam punyaku terus kalau kau kencan?”
Mi Young tertawa, “kencan dengan siapa? mana ada cowok yg mau dengan gadis lumpuh?”
Younna menepuk kepala kakaknya, “BODOH~ pikiranmu dangkal sekali.”
Kampus—
Mi Young dan Younna datang sepuluh menit sebelum acara selesai. Sungmin datang menghampiri Haejin.
“berubah pikiran?” goda Jong Hsu.
“hei, jangan meledekku. Kupatahkan lehermu,” ancam Younna.
Jong Hsu tertawa, “ahahahaha… kau tidak akan mematahkan leherku. Karena malam ini Sang Wa akan melakukan pengakuan dan acara ini diliput banyak media. Aku sangat berterimakasih pada Sang Wa, karena kita dapat banyak sekali uang untuk disumbangkan.”
Younna dan Mi Young mengangkat alis, “pengakuan apaan? pengakuan dosa?”
Jong Hsu tertawa lagi. “ya jelas bukaaan, bodoh~ sudah liat saja.”
Jong Hsu mengajak Younna dan Mi Young maju ke barisan depan.
Di atas panggung sederhana, Sang Wa berdiri sambil menyanyikan lagu terakhirnya. Gadis-gadis bersorak ramai. Younna diam, rasanya ia ingin berteriak juga. Tapi ia mencoba menjaga perasaan.
“Hallo semuanya. Seperti janjiku pada jumpa fans minggu lalu, aku akan mengaku.” Buka Sang Wa dengan suara emasnya.
“aku tidak tahu, kalian ini mengagumiku, suaraku, atau wajahku?” tanya Sang Wa. Gadis-gadis langsung berteriak, “SEMUANYAA”
Sang Wa tersenyum, “tapi ada seorang gadis yg ternyata sangat menyukaiku bukan karena aku seorang Sang Wa seperti yg kalian semua kenal. Dia sangat menyukaiku bukan karena suaraku, wajahku, ketenaranku, kekayaanku atau apapun yg aku punya sekarang..”
Suasana sunyi.
“dia sangat menyukaiku. Bahkan dua tahun sebelum aku memutuskan untuk menjadi seorang penyanyi. Dia sangat menyukaiku sebelum aku mengganti nama Hoon Ju menjadi Sang Wa.
Dia mengatakan kalau dia mencintai Hoon Ju, tapi ia takut untuk mencintai seorang Sang Wa. Kubalas setiap surat yg ia kirimkan setiap hari padaku. Aku bertanya padanya kenapa ia takut mencintai Sang Wa, bukankah setiap gadis lebih menyukai Sang Wa dari pada Hoon Ju?”
“kalian tau apa yg dikatakannya?”
Tidak ada yg menjawab. Sang Wa tersenyum. Lalu menarik napas.
“aku akan membacakan surat yg dia kirimkan kepadaku. Aku sangat suka surat ini, meskipun tulisannya tidak seberapa bagus. Tapi aku sangat hafal isinya. Begini,…
Untuk Hoon Ju.
Bukan untuk Sang Wa, jadi tidak perlu berdandan, selalu tersenyum atau bersikap baik.
Oke ?
Maaf selalu membebanimu dengan suratku. Tapi ini bukan surat fans terhadap idolanya kan?
Aku sudah mengatakan padamu kalau aku mencintaimu sebagai Hoon Ju bukan sebagai Sang Wa. Dan kau bertanya kenapa ?
Karena, aku mencintai Hoon Ju yg aku temui pertama kali di perpustakaan Seoul.
Aku mencintai Hoon Ju dengan kacamata minusnya, bukan Sang Wa dengan softlens-nya.
Aku mencintai Hoon Ju dengan wajah aneh yg kebingungan mencari buku, bukan wajah tampan Sang Wa yg kebingungan menghadapi fansnya.
Aku mencintai Hoon Ju dengan topi merah favoritnya, bukan Sang Wa dengan kemeja dan dasi kupu-kupu.
Aku mencintai Hoon Ju dengan segala kekurangannya, bukan Sang Wa dengan limpahan kelebihannya.
Dan aku mencintai Hoon Ju sebagai dirinya sendiri, bukan Sang Wa yg berusaha selalu tampil baik tetapi bukan dirinya..”
Gadis-gadis bersorak lagi. entah sorakan apa. Younna mendengus, Mi Young menoleh.
“kau muak ya? kita pulang saja,” ajak Mi Young.
Younna mengangkat alis, “untuk apa? Sudah terlanjur, masa mau pulang?”
Mi Young tersenyum, “Benar..”
Mi Young menarik napas lagi.
“beberapa hari yg lalu aku bertemu dengannya. Dan aku sangat senang sekali akhirnya bisa menatap wajahnya secara langsung, bukan dari foto yg ia kirimkan. Tapi aku sedih.. karena hari bahagia itu mendadak jadi hari paling menyedihkan dalam hidupku. Karena apa? Hari itu ia mengirim surat terakhirnya. Dia bilang..
Untuk Hoon Ju. Mungkin juga untuk Sang Wa.
Rasanya senang sekali bisa bertemu denganmu, dengan pakaian yg kau kenakan saat kita pertama kali bertemu.
Sunggu maaf, sepertinya ini akan jadi surat terakhirku untukmu.
Kukira kau tetap Hoon Ju yg kukenal dulu, tapi ternyata kau adalah Sang Wa. Hoon Ju sudah hilang, entah kau sembunyikan dimana dia?
Aku mencintai Hoon Ju, bukan Sang Wa.
Terima Kasih, Sang Wa untuk semua waktu yg kau sempatkan untuk membalas suratku padahal kau juga harus membalas jutaan surat dari idolamu..”
Sang Wa meremas tangannya. gadis-gadis sudah berteriak-teriak tidak terima.
“aku tahu, kau disini. Maka itu, aku ingin membalas suratmu secara lisan.
Untuk engkau yg mencintai Hoon Ju, tapi bukan Sang Wa.
Aku sangat menyesal. Sangat amat menyesal. Maukah kau memaafkan aku dan teruslah mengirimiku surat? Karena suratmu lah yg membuatku tetap ingin menjadi Hoon Ju meskipun aku seorang Sang Wa.
Kenapa? Karena aku ingin terus kau cintai..
Karena aku juga ingin mencintai gadis yang mencintaiku seperti adanya diriku..
Oh, bukan itu alasannya. Alasan sebenarnya adalah,
karena aku ingin mencintaimu karena kau seorang Mi Young meskipun kau sudah tidak mencintai Hoon Ju atau bahkan Sang Wa sekalipun..”
gemuruh suara gadis-gadis menjerit tidak percaya. Younna memandang wajah kakaknya yg sedari tadi menunduk. Younna menyenggol siku Mi Young.
“hei, namamu dipanggil tuh.” Ucap Younna.
Sang Wa turun dari panggung, menghampiri Mi Young dan Younna. Sang Wa memandang Younna terlebih dahulu. “jangan buat aku kecewa untuk kedua kalinya..” ucap Younna.
Sang Wa tersenyum dan langsung memeluk Younna, “oh, kau memang adik yg sangat baik!”
Younna kaget namun dengan cepat ia mengembalikan suasana hatinya.
Sang Wa menggendong Mi Young dari kursi rodanya. Lalu membawanya ke panggung. Ratusan kamera langsung memotret dan cahaya blitz ada dimana-mana.
Sang Wa menyalakan mic-nya.
“kalian pasti menganggap aku bodoh karena telah memilih gadis yg bahkan berjalan saja menggunakan kursi roda. Kalian pasti menganggap aku bodoh karena bisa jatuh cinta dengan gadis yg berkomunikasi denganku lewat surat.”
Suara gadis-gadis dan wartawan berceloteh mengomentari.
“tapi gadis berkursi roda ini yg memandangku dan mencintaiku dari sudut pandang yg berbeda dengan kalian. Tapi gadis ini juga lah yg membuatku percaya bahwa diantara jutaan fans, dia satu-satunya pengirim surat dengan amplop polos tanpa parfum..”
Mi Young yg ada dalam dekapan Sang Wa hanya bisa diam. “gadis ini yg menyadari bahwa akulah yg sengaja menyenggolnya hingga terjatuh tetapi tetap memaafkan aku. gadis ini juga lah yg selalu diam saat adiknya berceloteh panjang lebar memujaku padahal ia mencintaiku.” Tambah Sang Wa.
Younna tertawa. Joon Hsu disampingnya jadi bingung.
“sebagai tanda maafku karena telah menyenggol kakakmu hingga jatuh di bis dan karena telah menabrak kakakmu hingga jatuh di tangga, aku akan selalu jadi kursi rodanya. Aku yang akan menjadi pegangan saat ia akan jatuh. Aku juga yg akan marah jika ada seseorang sengaja membuatnya terjatuh.” Ujar Sang Wa sambil menatap Younna.
Younna tertawa lagi. Joon Hsu mulai mengerti.
“tidak usah, tidak usah. Kau kan harus nyanyi, manggung, dan melakukan aktifitasmu, Sang Wa..” ucap Mi Young menolak.
“siapa bilang Sang Wa akan melakukannya?” tanya Sang Wa. MI Young bingung.
“Hoon Ju yg akan melakukannya. Aku sangat mencintaimu, Soo Yun..Jeongmal Saranghae” lanjut Sang Wa. Mi Young tersenyum lalu berbisik, “saranghaeyo, Hoon Ju..”
“YOUNNA, jangan patahkan leherku ya. aku akan menjaga kakakmu kok!” kata Sang Wa lagi.
Younna mengacungkan jempolnya tinggi-tinggi. Lalu ia keluar dari kerumunan, Joon Hsu mengikutinya dari belakang.
“ternyata kau gadis yg sangat berhati besar ya, Younna.” Puji Joon Hsu.
Younna memukul kepala Joon Hsu pelan, “aku kan memuja Sang Wa sebagai penyanyi idola. Beda dengan kakakku yg mencintai Samh Wa sebagai Hoon Ju. Ah kau ini bodoh sekali..”
Joon Hsu mengangguk-angguk, “Younna..”
“APAA?” tanya Younna duduk di salah satu kursi dibawah pohon sambil memainkan kukunya.
“maukah kau mencintaiku sebagai Joon Hsu saja? Tanpa embel-embel ketua himpunan mahasiswa?” tanya Joon Hsu.
Younna tertawa, “Hahaahahaahaha… kau mau merayuku dgn cara Sang Wa? Aaah~~ tidak mempaaan…”
Joon Hsu memaksa, “ayolaah…”
Younna tertawa tergelak, “hahaaha.. tidak ah.. aku mau punya pacar orang terkenal..”
Joon Hsu merajuk, memukul-mukul lengan Younna.
“hei, sudah aku bilang aku mau punya pacar orang terkenal. Kau itu tidak terkenal. Sudah menyerah sajaaa.. hahahaha” Younna tertawa.
Younna meninggalkan Joon Hsu yang ikut tertawa karena ucapannya dianggap lelucon oleh Younna. Setidaknya Younna tetap bisa jadi sahabat yg baik walau Joon Hsu tidak bisa memiliki cintanya.
The End

By:
Melisa Dengah

“WALL, CHAT, AND MESSAGE” (created by Wulandari Naharia)

“WALL, CHAT, AND MESSAGE”
“Aa ……… ” jerit Trifia. Fia –nama panggilan Trifia- sekolah di BANDUNG INTERNATIONAL SCHOOL. Fia adalah salah satu dari ribuan remaja yang ketagihan dunia maya. Ke mana-mana pasti laptopnya ( VAIO, soft pink) itu selalu temenin dia, lengkap dengan modemnya. Semua jejaring social di internet pasti dia udah punya. Mulai dari friendster, facebook, indogoo, indoface, tokbox, twitter, dll. Tapi sekarang dia masih ‘ketagihan’ sama yang namanya FACEBOOK.

“Kamu kenapa, Fia??” tanya mama

“Ma …. sekarang jam berapa? Sekarang jam berapa?!!” tanya Fia balik dengan nada tergesa-gesa.

“Udah jam 6.15 Fia!! Kamu sih, dibangunin dari tadi gak bangun-bangun. Ayo cepetan bangun!! Ntar kamu telat lagi loh... ” jawab mama Fia dengan nada sedikit memerintah.

Fia pun cepat-cepat bangun dengan rambut yang berantakan dan langsung masuk ke kamar mandi.
***
“Fia….. Kamu kok lama banget sih! Ayo cepetan!! Mama dah mau telat ke kantor nih” teriak mama dari ruang tamu lantai bawah.

“Fia, ayo cepetan!!” tambah mama.

“Iya, iya ma!! Bentar. Tinggal dipake sepatunya!!” jawab Fia dari kamarnya di lantai atas.

“Fiaaaa ..” teriak mama lagi yang udah mulai marah.

“Iya ma!!”

Fia langsung cepat-cepat turun ke lantai bawah!

“Ayo berangkat!! Liat nih jam berapa.”

“Waduh!! Gawat!! Dah jam 6.45 nih ma!!”

“Makanya, AYO!! Kamu sih ke sekolah pake dandan segala!! Pake bangun telat lagi. Lain kali jangan kayak gitu ya!!” kata mama menasehati

“Iya, iya.. ” jawab Fia dengan muka cemberut.

***
Untungnya rumah Fia gak terlalu jauh dari sekolahnya.
Fia pun langsung cepat-cepat turun dari mobilnya setelah salim tangan mamanya.

“Pak, pak .. Jangan dulu ditutup pak!!” kata Fia pada satpam sekolah yang akan menutup pintu gerbang.

Pak satpam tidak memperdulikan Fia. Pak satpam terus menutup pintu gerbang. Fia pun cepat-cepat berlari untuk menyelip sebelum tertutup. Untunglah Fia memiliki badan yang ‘slim’ sehingga Fia boleh melewati pintu gerbang itu.
“Thank you!!” teriak Fia sambil mengejek Pak satpam

“Awas kamu ya!!” balas pak satpam
***
sesampainya di kelas …
“Aduh!! Terlambat lagi …

Fia pun mengintip dari luar kaca jendela kelasnya. Ternyata jam pertama adalah Ma’am Sari. Ma’am Sari adalah guru PKN yang sangat disiplin.
“DUH!! Ma’am Sari lagi. Pasrah aja deh!”
Fia pun masuk dengan pasrah dan menunggu apakah dia akan dihukum atau dilepaskan.

“Morning Ma’am!!” kata Fia pada bu Sari dengan kepala tertunduk.

“Fia!! Kamu … terlambat lagi, terlambat lagi. Kenapa sih kamu selalu aja terlambat?? Pasti kamu bangun telat lagi. Kamu mau ibu bangunin setiap pagi?! Ini tuh sekolah disiplin, sekolah international” omel bu Sari dengan kata-kata ‘mutiara’-nya

“I’m sorry Ma’am!! I made my homework last night and I finished it at 1 a.m Ma’am. I’m really sorry!!” alasan Fia dengan bohongnya

“Alright! I forgive you. Take a sit now!!”

“Thank you ma’am”
***
Bel istirahat berbunyi. Ketua kelas langsung menyiapkan.
“Don’t forget to make your homework” bu Sari mengingatkan

“Ok ma’am!!”

Fia dan genknya -SBEOVOR- langsung pergi ke kantin sekolah. SBEOVOR terdiri dari 6 orang: Fia sama parternya Tasha, Nita sama partnernya Yessy, dan Tari sama parternya Victori.
***
di kantin …
Makanan favorit Fia adalah nasi goreng. Makanya setiap hari Fia selalu pesan nasi goreng. Apalagi nasi gorengnya mba Hara, salah satu penjual di kantin.

“Mba Hara, nasi gorengnya 4 sama baksonya 2. Minumnya teh gelas aja deh 6!” pesan Fia
Setelah memesan, Fia langsung duduk bersama genknya
“Fi, kamu kenapa sih tadi terlambat?” tanya Tasha, partner Fia di genknya
“Aku telat bangun.”
“Coba aku tebak! Pasti facebook-an ya!!” tebak Victori
“Hehe .. ” nyengir Fia. “Iya …” jawabnya jujur
“Kamu sih!! Makanya jangan facebook-an melulu” nasehat Yessy
“Iya, bener tuh katanya Yes. Kamu lihat kan gimana reaksi bu Sari tadi. Dia tuh dah marah banget sama kamu tau!!” tambah Tari
“Iya deh!!” kata Fia sambil memonyongkan bibirnya
“Pesanan siap!!”teriak mba Hara
“Ini non pesanannya!”
“Makasih ya mbak!!” jawab Fia dengan tersenyum
Walaupun sedang makan, Fia selalu eksis dengan laptopnya itu. Facebook lagi, facebook lagi.
“Fi, kamu tuh ya gak ada bosan-bosannya tau gak!! Tutup gak laptopmu. Kalo gak aku tutup dengan paksa ya!!” Nita menasehati sambil mengancam
“Duh! Bentar dong. Aku lagi nge-balas wall nih! Cuman bentar doang kok!” Fia membujuk

5 menit kemudian …

“Fi, dah kebalas kan smua wall-nya. Turn off your laptop. NOW!!” bentak Nita
“Iya deh!! Kamu tuh dah kayak mamaku tau!” kata Fia memonyongkan bibirnya lagi
Fia lalu men-turn off-kan laptopnya itu!!

15 menit kemudian …

Teng .. Teng .. Teng ..
Bel masuk istirahat pun berbunyi. Gank SBEOVOR langsung masuk ke kelas mereka. Mereka semua memang gank kompak. Menggunakan laptop VAIO dengan warna yang berbeda dan unik.

tepat jam 4 sore ..

Teng .. Teng .. Teng ..
“Yes .. Akhirnya, pulang juga!” kata Fia dengan senang
“Eh kalian pulang bareng aku aja ya! Bukan mamaku kok yang bakalan nge-jemput aku! Aku di jemput sopir hari ini” ajak Fia pada teman-temannya
Tasha, Nita, Yessy, Tari, dan Victori saling memandang satu sama lain.
“Gimana? Iya aja deh!” Fia berharap.
“OK!” kata Victori
Her name is Cathy Sharon … iPhone Fia berbunyi. 1 new message. Fia membuka pesannya.
Non, saya udah di depan gerbang! Saya tunggu ya non!
Fia pun langsung membalasnya.
Iya pak! Saya dah mau ke depan kok! Tinggal beres-beres sedikit aja.
“Eh, supirku udah nunggu di depan tuh! Ayo!!”
***
Fia melihat mobil Toyota Rush hitamnya sudah diparkir di depan gerbang.
“Eh, itu mobilku. Ayo!!” Fia memanggil teman-temannya.
Fia lalu menghampiri mobilnya.
“Pak!” Fia mengagetkan supirnya yang rupanya hampir tertidur
“Ya Non!!” supirnya tersentak kaget mendengar suara Fia
“Nanti anterin juga temen-temenku ya!!” kata Fia pada supirnya
“Beres Non!” jawab supirnya dengan mengacungkan jempol pada Fia
Fia pun mengantar satu persatu teman-temanya pulang ke rumah masing-masing. Dan terakhir rumah Fia.
“Akhirnya sampai rumah juga. Duh capeknya!!” kata Fia mengeluh
“Daripada gak ada yang mau di kerjain, mendingan facebook-an aja deh” ucap Fia sambil nyengir sendiri.
Laptopnya pun dikeluarkan dari tas Export-nya itu. Dia pun meng-turn on-kan laptopnya tersebut. Modem, siap untuk di masukkan. Fia lalu meng-connect modemnya tersebut. Connected. Modem Fia sudah terkoneksi.
“Sekarang tinggal ON aja sepuasnya!!” ucap Fia senang
Fia pun langsung menulis di address browser operanya : www.facebook.com
Muncul tulisan besar “Welcome to Facebook”
Fia langsung menulis e-mailnya (trifiachan@yahoo.com ) dan menulis passwordnya (gifadore)
“Wow!! 18 notifications!!” kata Fia terkejut
Semua notificationnya itu adalah wall-wall dari teman-temannya. Baik teman sekolah maupun non-sekolah. Teman luar negeri pun ada. Salah satu wall berasal dari teman SD Fia yang sekarang berada di Jepang, Haruko. Haruko menyukai Fia dari SD, tetapi Fia tidak menyukai Haruko Fia pun membalas wall-wall tersebut. Yang terakhir dibalas adalah wall dari Haruko.. Fia lalu membuka wall dari Haruko.

Hi Fia! Apa kabar? Kamu masih ingat aku gak?! 
Aku dah kangen nih sama kamu. Tapi sebagai sahabat loh! Eh kamu sekarang SMP-nya di mana sih?

“Hmm .. Haruko. Kamu tuh ya” bisik Fia dengan tersenyum.
Fia pun segera membalas wall-nya tersebut

Baik kok! :D
Km sndiri gmna?
Iya, aq jg kngen sma kmu. Aq SMP-nya di Bandung International School. Kamu dimana?

Tak lama setelah membalas wall dari Haruko, Fia mendapat 1 notification. Ternyata dari Haruko. Tanpa basa-basi, Fia membukanya.

Aq juga baik kok :D
Aq di Hikirima School.
Eh, kamu dah bisa bahasa Jepang kan!! Kamu masih inget kan dlu kt brdua bkin prjanjian. Isinya, kamu harus bisa bahasa Jepang. Ingat kan!!

“Duh! Ingatannya si Haruko kok tajam ya. Padahal dah lama banget!”
Fia langsung membalasnya

Iya! Aku ingat!
Tp aq bru bsa yng gmpang” nih!
Kmu kan orang Jepang asli.
Jadi, gak heran .. 

Tak lama kemudian Haruko membalas wall Fia lagi. Fia lalu membalas wall Haruko lagi. Akhirnya Haruko dan Fia semakin dekat karena saling membalas wall.
Haruko kemudian mengenalkan Fia pada kakaknya, Miroku.

Fia aku dah knlin kamu sama kakakku.
Bentar lagi dia nge-add kamu. Di tunggu ya!
Eh, kita lanjutin wall-nya besok aja ya! Soalnya aku mau keluar nih! Dada Fia 
Aishiteru(Aku cinta kamu) .. ¬
Haha .. Kidding

Benar kata Haruko. Gak lama kemudian muncul 1 permintaan pertemanan. Setelah dibuka, Miroku Kihaesi, kakaknya Haruko nge-add Fia. Fia langsung meng-confirm-nya. Lalu Fia membuka profilnya dan melihat foto Miroku.
“Ternyata Miroku ganteng juga ya!” kata Fia genit
Fia langsung menulis pada wall Miroku

Arigatou gosaimasu Miroku-san wa! (Terimakasih Miroku)
Thanks for add me as ur friend  (Terima kasih telah menambah saya sebagai temanmu)

Fia menunggu wall-nya di balas! Beberapa menit kemudian, yang diharapkan Fia terkabul. Miroku membalasnya. Fia membukanya.

Ur welcome Trifia !
Kenalin, aku Miroku, kakaknya Haruko.
Eh, Haruko katanya suka sama kamu ya waktu SD. Dia pernah cerita sama aku kok tentang kamu. Pokoknya dia ngagumin kamu banget deh!
Tapi tenang aja! Sekarang dia udah punya pacar kok 

Fia bingung melihatnya.
“Ih .. Haruko tuh emang gila ya!! Gak malu apa dia cerita sama kakaknya. Tapi syukurlah dia udah punya pacar. Hahaha .. “ kata Fia dengan puas.
Fia lalu membalas wall Miroku

Salam kenal 
Iya nih! Dia dari SD ngejar aku mlulu. Tapi, syukurlah klo dia udah punya pacar.
Hahaha ..

“Ternyata Miroku orangnya enak ya! Cepet banget dia bergaul sama aku” Fia tersenyum.
Fia dan Miroku semakin dekat karena saling nge-balas wall ..
Beberapa jam sudah mereka habiskan saling membalas wall … Sampai Fia rela makan di dalam kamar. Fia sampai lupa mandi. Saat melihat jam, Fia kaget ini sudah jam 10 malam.
“Haaa?? Dah jam 10? Waduh !! Harus kirim cepat-cepat nih” kata Fia
Fia menulis wall untuk Miroku ..

Miroku, maaf y ! Aq tau kt udah keasikan nih!
Tapi, boleh gak kita lanjutin wall-nya bsok aja.
Soalnya aku dah ngantuk nih!
Konbanwa (selamat malam). Bye 

Setelah menulis wall ke Miroku, Fia pun dengan cepat meng-log out-kan facebooknya dan men-disconnect-kan modemnya itu. Lalu, Fia mematikan laptopnya dan menaruhnya ke meja belajarnya. Fia langsung menuju tempat tidur. Dia lupa menggosok giginya dan mencuci kakinya. Fia pun berdoa dan langsung tidur. Doanya berisi:

Tuhan Yesus, trimakasih buat hari ini Tuhan! Makasih karena Tuhan sudah menjaga Fia sepanjang hari ini. Tuhan, trimakasih karena Fia udah dapat teman baru lagi. Semoga hubungan Fia sama teman baru Fia gak berantakan sama kayak hubungan Fia sama teman lain. Tuhan tolong lindungi Fia karena Fia udah mau tidur. Jaga Fia, Tuhan. Lindungi Fia dari segala marabahaya. Tuhan, ini doa Fia, dalam nama Tuhan Yesus Fia berdoa. AMIN !!
***
Keesokan harinya di sekolah, Fia menceritakan tentang Miroku pada teman-teman ganknya.
“Eh, aku dapat temen baru loh dari Jepang. Dia kakaknya temen SDku dulu.” cerita Fia
“Siapa Fi?” tanya Tasha heran
“Cewek atau cowok?” tambah Nita
“Kalo cowok, ganteng gak?” tanya Yessy dengan berharapnya.
Mereka pun menatap Yessy dengan tatapan heran.
“Kan cuman nanya aja!!” Yessy membela
“Emangnya siapa sih? Jangan bikin penasaran dong!” tanya Victori dengan penasaran
“Ok deh! Dia itu cowok. Namanya Miroku Kihaesi. Dia anak SMA kelas 2. SMA-nya di Jepang. Dia kan orang Jepang! Teruss .. Ganteng sih. Aku liat di fotonya, dia tuh tinggi, matanya sipit, trus … pokoknya ganteng deh. Dia tuh cepet banget akrabnya sama aku. Padahal aku baru kenalan kemarin sama dia” jawab Fia sambil menceritakan tentang Miroku
“Waduh .. Bahaya nih!!” ucap Tari
“Bahaya kenapa?!” tanya Fia bingung
“Ya bahaya lah. Baru kenalan aja udah dekat, gimana kalo seterusnya ya …” goda Tari pada temannya tersebut
“Cieeeeeeeee ….” ucap Tasha, Nita, Yessy, Tari, dan Victori dengan kompak.
“Ah apa-an sih!!” jawab Sari dengan tersenyum 
***
Sepulang sekolah, seperti biasanya Fia mengeluarkan laptopnya dan langsung membuka facebooknya. Anehnya, dia bukan membuka notification yang ada, tetapi malah langsung menulis wall untuk Miroku.

Miroku-san, konichiwa (selamat siang)! 
Lanjutin yuk wall yang tadi malam.
Kamu lagi ngapain sekarang?
Fia pun men-share-nya. Seperti biasa, Miroku langsung membalas.
Konichiwa (selamat siang)! Di sana siang ya! Haha ..
Ok! Kita lanjutin 
Lagi belajar aja. Fia ngapain sekarang?

Fia lalu membalas. As usual, Fia dan Miroku saling membalas wall.
setelah beberapa menit kemudian ..
Fia membuka wall Miroku yang ke-15 untuknya pada siang itu. Fia terkejut melihatnya. Bagaimana tidak!! Miroku mengangkat Fia sebagai adik angkatnya. Isinya kayak gini:

Fia, fia mau gak jadi adiknya kak Miroku.
Kalo iya, kita saling panggil kakak- dde dong! Udah gak kamu-aku lagi.
Kalo gak mau, ya gak pa-pa .. GIMANA fi?

Rupanya Fia cerdas juga! Dia gak akan nge-lewatin kesempatan ini.
“Iyalah aku mau!! Kak Miroku kan ganteng, terus baik lagi. Pastinya gak bakalan sia-sia kalo jadi adik angkatnya kak Miroku!” kata Fia
Fia dengan cepat membalas wall ‘calon kakak angkat’nya tersebut.

Iya kak! Aku mau 

Tak sampai se-menit Miroku sudah membalasnya.
Miroku:
Bagus deh kalo gitu!
De, dede mau gak nama ‘Keiko’??
Kalo dede mau, nama itu buat dede dari kakak..

Fia:
Ia kak! Boleh kok!
Kak kita chattingan aja ya! Biar gak lalod 

Miroku:
Ok de!
Fia dan Miroku melanjutkan percakapan mereka di chatting. Mereka menjadi lebih akrab karena sering chattingan.
Fia:
Ka, warna kesukaannya kakak apa sih?
Miroku:
Hitam, Violet, sama Blue
Kalo Fia apaan?
Fia:
Kalo aku sih kak Violet sama Hitam
Miroku:
Waduh!! Sama ya 
Fia:
Iya!!
Kak, aku boleh nanya sesuatu gak?
Miroku:
Boleh!
Tanya aja
Fia:
Kalo bahasa Jepangnya ‘keajaiban’ apa sih ka?
Miroku:
Ooo ..
Keajaiban itu bahasa Jepangnya ‘Kiseki’
Emangnya kenapa sih Fia tanya itu?
Fia:
Gak kok ka!
Cuman nge-rasa keajaiban aja kenal sama kakak! 
Hahaha ..
Miroku:
Ah kamu ada-ada aja deh!!!
Miroku dan Fia semakin dekat dan dekat. Nama FB mereka pun sama.
Kalo Miroku : Miroku Kiseki
Kalo Fia : Trifia ‘Keiko’ Kiseki
Rupanya karena sudah terlalu akrab, muncul feeling yang aneh dari hati Fia ke kakak angkatnya, Miroku. Setiap malam Fia selalu bertanya-tanya, apakah dia suka sama kakaknya itu atau tidak ya?
“Perasaan ini kok aneh ya! Kayaknya kalo sehari gak chattingan sama Kak Miroku, rasanya kurang banget. Terus kangen banget sama Kak Miroku. Kenapa ya? Apa aku jatuh cinta sama Kak Miroku?” tanya Fia dalam hatinya
***
sebulan berlalu …
Fia sedang heran dengan kakak angkatnya. Bagaimana tidak!! Kakaknya tidak pernah membalas wall Fia. Kakaknya juga gak pernah online selama sebulan ini. Fia terus-terus bertanya dalam hati kemana sih kakaknya itu? Apa kakaknya udah lupa sama dia? Apa kakaknya udah bosan ngobrol sama dia? Fia pun gak bisa membohongi dirinya sendiri. Dia kangen sama kakaknya. Dia jatuh cinta sama kakaknya.
Saat Fia sedang bengong di depan laptopnya tersebut, muncul obrolah dari Miroku Kiseki. Fia pun kaget. Kakaknya yang sudah 1 bulan ini tidak online, muncul tiba-tiba di obrolannya.
Miroku:
Fia! …
Fia:
Kak, kakak kenapa sih gak online selama sebulan ini?
Kakak dah lupa ya sama Fia!
Miroku:
Maaf Fi!
Emangnya Fia kangen sama kakak?
Fia:
Iyalah!
Fia malah kangen banget sama kakak ..
Oooppssss… Fia keceplosan. Dia mengaku kangen sama kakaknya itu. Mau dihapus, gak bisa. Akhirnya, Fia cuman bisa pasrah. Terserah apa jawaban kakaknya.
Miroku:
Hahaha .. 
Kamu tuh ya.
Kakak juga kangen kok sama Fia. Kangeeeeennn banget malahan ..
Fia tersenyum melihat jawaban kakaknya
Fia:
Oya ??
Miroku:
Iyalah!
Eh, ada yang kakak mau bilang sama kamu!
PENTING!!
Fia:
Apa kak?
Bilang aja!!
Miroku:
Jangan di sini!
Kakak ngirimin kamu message di e-mail mu!
E-mailnya kakak yang mirokucute@ymail.com.
Coba deh kamu check!
Kakak off dlu ya .
Bye ..
Miroku langsung offline. Fia heran. Kenapa sama kakaknya itu?
“Kakak kenapa sih? Bikin penasaran aja deh!!”gerutu Fia
Fia langsung membuka e-mailnya.
1 received message…
Fia langsung membuka e-mail dari Miroku untuknya tersebut
Isinya:

Fia, I’m really sorry our communication is broken in a month
Fia, aku minta maaf komunikasi kita terganggu selama satu bulan
I’m really sorry my lovely sister 
Aku minta maaf adik tersayang 
There’s someone who told me that you’re a bad girl
Ada seseorang yang memberitahuku kalo kamu cewek yang gak baik
I try to not believe her.
Aku mencoba untuk tidak mempercayainya
Please don’t ever scold her if you know who she is.
Tolong jangan pernah marah sama dia kalokamu tau siapa dia.

Fia heran. Dia bertanya dalam hati, siapa yang tega menjelek-jelekan Fia pada Miroku? Apalagi tanpa sepengetahuannya.
Tika!!
Fia pun langsung kepikiran sama Tika.
“Iya bener Tika.”kata Fia dengan yakin.
“Dari dulu aku emang udah curiga sama dia. Setiap aku mau nulis wall ke wall-nya ka Miroku, pasti dia udah nge-wall duluan. Pasti Tika. ”
Tika adalah teman SD Fia yang dari dulu maunya ‘ngerampas’ milik Fia. Tika sudah mengenali Miroku lebih dahulu di Indonesia, sebelum Fia. Karena Tika dan Haruko teman baik di SD, Tika sering datang ke rumah Haruko. Karena itu Tika kenal semua anggota keluarga Haruko. Mulai dari ayahnya, ibunya, kakaknya, sampai adiknya. Sedangkan Fia hanya kenal ayah dan ibunya Haruko.
Fia dengan cepat mengetik keyboard, membalas e-mail dari kakak tersayangnya itu.

Who’s that girl?
Siapa cewek itu?
Shit!
Sial!
What did she said?
Dia bilang apa?
Is that Tika?
Apa itu Tika?
Reply me honestly.
Jawab dengan jujur

Dengan hati yang berdebar-debar, Fia menunggu jawaban Miroku.

“Kak, kok kakak lama banget sih balasnya!! Cepetan dong kak!! Ayo..” kata Fia kesal

Tak lama kemudian, Miroku membalas e-mail dari Fia. Dengan deg-degan Fia membukanya.
Yes! You’re right …
Ya!
Please don’t mad at her ..
Tolong jangan marah sama dia ..

“Jangan marah? Kak Miroku tahan aku supaya jangan marah?? Ok deh! Aku lakuin ini karena aku sayang sama kakak. Bukan karena aku udah maafin Tika” ucap Fia dengan marah
Fia membalas e-mail kakaknya dengan muka cemberut

OK!
***
setahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun berlalu ….

Fia telah lulus SMA dan mulai kuliah di Universitas Pelita Harapan, salah satu universitas paling bagus di Indonesia. Fia mengambil jurusan Bahasa Jepang.
Miroku juga telah lulus SMA dan sekarang semester 3 jurusan Ekonomi di salah satu Universitas terbaik di Jepang.
Selama 5 tahun ini, Fia dan Miroku menjaga baik hubungan mereka berdua. Wall, chat, dan message mereka pergunakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap menjaga hubungan mereka ‘harmonis’.
Saat di perpustakaan kampus, Fia membuka facebooknya.
Ternyata kakak yang sangat disayanginya muncul di chat.

Miroku:
Fia! Kamu lagi ngapain sekarang?
Fia:
Lagi online aja! Kak aku bosan nih di kampus terus!! Kegiatannya lebih banyak. Gak kayak waktu SMP dulu
Miroku:
Terima aja Fi!! Itu kan tanggung jawab kamu sebagai mahasiswa. Itu juga kan menopang kamu supaya lebih cepat sukses …
Fia:
Iya deh!
Miroku:
Fi, kakak hari Sabtu ini bakalan pergi ke Indonesia nanti kamu jemput kakak ya!!

Fia pun langsung membelalakkan matanya dan melompat-lompat seperti orang gila sampai penjaga perpus memarahinya.
Fia dengan cepat membalas chat kakaknya

Fia:
Iya kak! Iya nanti Fia jemput. Kakak sendiri?
Miroku:
Iya, kakak pergi ke Indonesia sendiri. Nanti di jemput ya! Awas loh kalo gak..
Hehe ..
Fia:
Okk!! Tapi jam berapa?
Miroku:
Pokoknya kamu harus tiba dibandara setengah delapan karena pesawat kakak nyampe di sana jam delapan
Fia:
Beres ka. Tenang aja…
***
tepat hari sabtu…

“Ma, Fia berangkat ya!!” pamit Fia
“Fia, tunggu, kamu mau ke mana?” tanya Mama
“Kan tadi malam aku udah bilang sama mama kalo aku mau jemput seseorang” jawab Fia
“O iya, mama lupa. Tapi bawa mobilnya hati-hati ya.” nasehat mama
“Iya ...”

Fia langsung mencium pipi mamanya dan berangkat ke bandara.

Setibanya di bandara ..

Fia pun melihat arlojinya .. tepat jam setengah delapan
“Kakak tibanya pasti jam delapan. Setengah jam lagi .. Mending aku makan dulu ah! ”

Setengah jam kemudian …

“Ka Miroku mana ya?? Kok yang lain udah nyampe, kak Miro kok blum ada sih. Duh …”

Tanpa di sadari, Miroku sudah berada di belakang Fia.
Miroku langsung memegang pundak Fia. Fia tersentak kaget dan langsung membalikkan badannya.
Miroku mengenakan jeans hitam, t-shirt merah, denga jacket kulit hitam, dan sepatu putih yang kelihatan keren membuat Fia semakin menyukai kakakny itu

“Fia kan!!”
“Kak Miroku ya ..”
“Iya . ”
“Ayo kak! Kita langsung ke mobil aja…” ajak Fia
“Fi, tapi kakak aja ya yang nyetir mobilnya.”
“Mm .. Gak usah! Biar aku aja yang nyetir.”
“Udah biar kakak aja!! Mana kuncinya. Sini! Kamu kan udah capek. Kamu bangun pagi-pagi terus langsung nyetir ke bandara” ucap Miroku
“Iya deh …”
dalam perjalanan …
“Kak, kakak mau nginap di hotel mana?” tanya Fia
“Udah.. Kamu gak usah tanya-tanya itu segala. Itu nanti kakak yang urus. OK?” jawab Miroku dengan ramahnya
“Iya deh” ucap Fia balik.
____________
“Loh .. kok ke arah rumahku sih kak?” tanya Fia heran
“Udah diem aja” jawab Miroku
sesampainya di rumah Fia…
Miroku langsung menurunkan barang-barangnya yang ada di bagasi mobil. Fia masih heran dengan keadaan ini. Kenapa kakaknya ke rumahnya? Dia mau nginap di sini? Apakah mamanya akan mengijinkannya?
“Kak, tunggu … Kakak mau ke dalam?” tanya Fia
“Iya. Emang kenapa?” balas Miroku dengan senyum
“Engg. … ng .. nggak kok!!”
Saat Fia membuka pintu, “SOURPRISE” ..
Fia kaget melihat banyak orang dalam rumahnya.
“Loh.. Papa, mama, tante, om, Hiroku, Etsuko … Ada apa ini?” ucap Fia bingung
“Kenapa Fi, kamu bingung ya!! Kita emang udah ngerencanain ini dari setahun yang lalu. Mama sama papaku mau nge-jodohin kamu sama kakakku. Karena kakakku udah cerita banyak tentang kamu sama mama, papa, aku, dan Etsuko. Dan kakakku suka sama kamu” jawab Haruko menjelaskan
Fia langsung memandang Miroku dengan wajah yang bingung dan mulut ternganga. Miroku melepaskan tas-punggungnya dan langsung memeluk Fia yang masih keliatan bingung dan berkata:
“AISHITERU, Fia” ucap Miroku berbisik
Fia pun tersenyum dalam pelukkan kakak tersayangnya yang kini menjadi kekasihnya itu.
“AISHITERU, kak Miroku ”

THE END

By: Wulandari Elisabeth Gabriella Naharia

Sweet Story in VELOVEIA (created by Virgina Datu)

SWEET STORY IN “VELOVEIA”

“Aku nggak mau di atur – atur kayak gini. Aku tahu kamu tuh kakak kelas aku, Brave. Tapi bukan berarti kamu tuh berhak untuk ngatur – ngatur aku.”, omel Georgia. Itulah kata – kata yang selalu di ucapkan oleh Georgia kepada Brave, kakak kelasnya sekaligus sahabatnya itu, ketika Brave menegur Georgia.
Georgia adalah seorang siswi kelas 2 SMA. Sedangkan Brave adalah siswa kelas 3 SMA. Persahabatan mereka dimulai beberapa tahun lalu saat Brave pindah dari New York ke sebuah SMP, tempat di mana Georgia bersekolah yang pada saat itu Georgia pun baru kelas 1 SMP. Brave masuk ke sekolah itu dengan tampangnya yang cool. Awalnya dia di idolakan oleh banyak wanita. Karena dia adalah seorang bule blasteran America-Spanyol-Indonesia. Banyak wanita di SMP itu yang tergila – gila padanya. Terutama siswi sekelasnya yaitu kelas 2a.
Namun, semua berubah drastis ketika mereka mengetahui bahwa ternyata Brave tidak tahu bahasa Indonesia. Tidak ada yang mau berteman dengannya karena omongan yang di katakan Brave tidak di mengerti oleh mereka. Mereka hanya mengerti sebagian yang di katakan oleh Brave. Kadang kala, mereka salah mengerti dengan apa yang di katakan oleh Brave. Akan tetapi, Brave sangat beruntung karena ia mempunyai adik kelas yang juga blasteran Amerika-Indonesia yang juga pandai berbahasa Inggris. Dia adalah Georgia. Cewek yang di mata semua siswa di SMP itu paling keren, paling cantik, dan paling perfect (menurut teman-temannya). Akan tetapi, Georgia mempunyai satu kelemahan, yaitu otaknya pas-pasan.
Brave kemudian berteman dengan Georgia. Setiap hari, mereka berdua makan bersama di kantin. Dan ketika istirahat, mereka selalu bercerita tentang kehidupan mereka berdua, tentang kelebihan dan kekurangan mereka berdua. Georgia mengajarkan bahasa Indonesia kepada Brave. Kemudian mereka bersahabat sampai saat ini. Sampai mereka kelas 2 dan 3 SMA.
***
Setiap hari, Brave menjemput Georgia dengan mobil Jaguar-nya untuk kesekolah bersama. Ketika pulang sekolah, Brave dan Georgia selalu pergi ke rumah pohon mereka yang mereka buat dan mereka design khusus untuk mereka berdua. Rumah pohon itu di cat warna hitam dan putih. Hitam adalah warna kesukaan Brave, dan putih adalah warna kesukaan Georgia. Mereka menamai rumah pohon itu Veloveia (di baca Velevia) yang berarti “Brave love Georgia”.
Hari demi hari mereka jalani bersama. Akan tetapi, ada rasa lain yang mulai muncul di hati Georgia. Georgia ternyata mencintai Brave. Akan tetapi, Brave hanya menganggapnya sebagai sahabat. Padahal, Georgia sangat mencintai Brave. Georgia selalu memberikan perhatiannya yang penuh untuk Brave.
Ketika akan ke sekolah, tiba – tiba dada Georgia terasa sakit. “Emm, Brave mungkin kamu saja yang kesekolah.”, kata Georgia.
“Memangnya ada apa denganmu? Apakah kamu sakit?”, Brave balik bertanya kepada Georgia.
“Oh, no problem. Aku hanya kurang enak badan saja. Dadaku terasa agak sakit”, jawab Georgia sambil menahan rasa sakit di dadanya.
“Ya sudah. Kamu istirahat dulu di rumah. Biar aku saja yang kesekolah. Cepat sembuh yah”.
Georgia kemudian masuk ke dalam rumahnya. Sementara itu, Brave berangkat ke sekolah sendirian tanpa Georgia. Karena khawatir akan kesehatan dirinya, Georgia memeriksakan dirinya ke dokter.
“Dok, bagaimana keadaan saya?”, tanya Georgia dengan lemas.
“Anda baik – baik saja. Akan tetapi anda harus meminum obat – obatan yang tertulis di resep yang saya berikan ini”, kata dokter sambil memberikan sebuah resep untuk Georgia.
“Oh, baiklah Dokter. Terima kasih”.
“Nak Georgia, 3 hari lagi jangan lupa kembali ke sini. Saya akan memberikan hasil tes saya terhadap paru – paru kamu”, pintah dokter.
“Oh, baik Dokter. Kalau begitu saya permisi dulu. Terima kasih, Dokter”.
“Yah, sama – sama.”
Siang itu, Brave dan Georgia pergi ke rumah pohon bersama.
“Brave, kamu tahu nggak. Tadi itu aku ke rumah sakit.”
“Rumah Sakit? Ngapain?”
“Aku pergi memeriksa kesehatanku. Soalnya kan tadi pagi dadaku terasa sakit.”
“Lalu kata dokter apa?”
“Kata dokter aku tidak apa – apa. Tapi aku di berikan resep obat – obatan oleh dokter.”
“Lalu udah di ambil obatnya?”
“Udah.”
“Udah di minum?”
“Udah tadi sepulang dari rumah sakit aku langsung makan dan minum obatnya.”
“Oh, baguslah. Biar kamu itu cepat sembuh. Dan kita bisa jalani persahabatan kita sama – sama lagi.”
“Ia, kamu benar. Oh ia, tadi kata dokter tiga hari lagi aku harus balik ke rumah sakit.”
“Ngapain?”
“Katanya untuk ngambil hasil test dokter terhadap paru – paru aku. Kamu temenin aku, yah?”
“Ia, pasti. Aku pasti nemenin kamu. Kamu kan sahabat tersayang aku. Aku sayang banget sama kamu, Georgia. Heheheh, sebagai sahabat!”
“Ia, aku juga sayang banget sama kamu sebagai sahabat aku.”
“Tapi aku juga sayang banget sama kamu lebih dari sahabat.”, sambung Georgia dalam hati.

3 hari kemudian...
Georgia kembali ke rumah sakit untuk mengambil hasil pemeriksaan dokter terhadap paru – parunya. Kali ini, Georgia di temani Brave untuk mengambil hasil tes itu. Ketika tiba di rumah sakit, Dokter memberikan hasil tes itu kepada Georgia. Georgia kemudian membuka hasil tes itu.
“Hah? Apa – apaan nih?”, kata Georgia yang kaget melihat hasil test itu.
“Coba aku lihat?”, kata Brave sambil mengambil hasil test itu dari tangan Georgia.
“Aku nggak mau, aku nggak mau.”, teriak Gerogia.
“Hah? Georgia kamu, kamu...”
Ternyata Georgia menderita penyakit astma. Georgia dan Brave pun kaget. Air mata mulai berlinang di pipi Georgia.
“Aku tak percaya ini terjadi padaku. Mengapa semua ini harus terjadi padaku? Apa salahku?”, teriak Georgia. Brave pun memeluk Georgia dengan erat dan menghapus air mata Georgia.
Untuk menghibur Georgia, Brave mengajak Georgia pergi ke rumah pohon Veloveia. Di rumah pohon itu, Georgia menangis. Ia tak kuasa menahan tangis. Kemudian Brave memeluknya sambil menghiburnya.
“Aku tahu apa yang kamu rasakan, George. Aku pun akan merasakan hal yang sama seperti yang kamu rasakan bila aku berada di posisimu saat ini. Akan tetapi, kamu tak boleh bersedih. Jalani saja hidup ini.”, hibur Brave.
“Tapi kenapa semuanya ini terjadi padaku? Kenapa harus aku yang sakit astma? Kenapa nggak orang lain saja yang merasakan ini?”, bentak Georgia.
“Aku tahu, aku tahu. Aku pun dulu pernah merasakan hal yang sama sepertimu ketika tak ada yang mau berteman denganku. Namun aku sangat berterima kasih kepadamu, George. Karena kamu datang di saat yang tepat. Kamu datang di saat aku tak mempunyai teman”, kata Brave sambil memeluk erat Georgia.
“Oleh sebab itu, aku ingin membantumu saat ini. Aku ingin meringankan kesedihanmu dengan menghiburmu setiap saat. Aku tak akan meninggalkan kamu. Aku akan ada untukmu setiap waktu.”, sambung Brave.
“Makasih Brave. Kamu memang sahabatku yang paling baik.”, kata Georgia sambil tersenyum kepada Brave.

2 Tahun Kemudian…
Brave sudah setahun kuliah, sementara Georgia baru saja lulus SMA. Mereka berdua kemudian janjian untuk bertemu di rumah pohon Veloveia. Kali ini, Brave tiba lebih awal di Veloveia. Tak lama kemudian Georgia pun datang.
“Ada apa kamu manggil aku ke sini?”, tanya Georgia.
“Ada yang ingin aku katakan sama kamu.”, jawab Brave dengan muka yang sedikit murung.
“Ada apa, Brave? Apa yang ingin kamu katakan padaku?”, tanya Georgia penasaran.
“Aku akan ke Spanyol. Aku akan ke Barcelona, ke rumah nenekku sekaligus menjadi pembalap di sana. Karena pembalap adalah cita-citaku sejak kecil.”, jawab Brave.
“Aaaa… apa ? Kamu akan pergi? Berarti kamu akan ninggalin aku disini sendiri?”, sambung Georgia.
“Aku nggak ninggalin kamu. Aku..aku hanya….”.
“Aku nggak mau jauh dari kamu. Aku pasti bakal terpenjara dengan sepiku disini kalo kamu nggak ada disini denganku. Aku mohon jangan pergi.”, potong Georgia sambil menangis.
“Maafkan aku, George. Aku nggak bisa. Aku harus ke Barcelona. Aku ingin menjadi pembalap Spanyol dan juga menengok nenekku. Dan kamu nggak bisa melarang aku!”, bentak Brave. Brave kemudian pergi.
Namun Georgia memeluknya dari belakang dan berkata, “Aku cinta kamu. Aku sayang sama kamu. Aku nggak mau lagi memendam perasaan ini lama – lama. Kamu nggak boleh pergi. Kamu lupa sama janji kamu ke aku 2 tahun lalu di Veloveia? Kamu janji ke aku bahwa kamu nggak akan ninggalin aku. Kamu janji ke aku bahwa kamu akan selalu ada untukku setiap waktu.”, kata Georgia sambil menangis dan memeluk Brave dari belakang.
“Kaa…kaaa…kamu cinta sama aku? Tapi kita itu bersahabat, George. Tidak lebih dari itu. Dan tidak akan pernah lebih dari itu!”, bentak Brave sambil melepaskan tangan Georgia yang memeluknya.
“Tapi aku nggak bisa hidup tanpa kamu. Aku…”,
“Sekarang aku harus pergi. Kamu nggak usah sedih. Hapus saja air matamu itu.”, potong Brave.
Brave kemudian memberikan sebuah kaset kepada Georgia. Dan kemudian ia pergi. Setelah kepergiannya itu, Brave sudah tak terlihat lagi. Ia telah pergi ke Barcelona, Spanyol.
Sebenarnya Brave juga mempunyai perasaan yang sama kepada Georgia. Namun ia tidak mau mengatakannya kepada Georgia karena ia tidak mau Georgia tambah sedih, karena orang yang sangat ia sayangi yang juga menyayanginya tega pergi meninggalkannya.
Georgia kemudian berlari pulang kerumahnya dan memutar kaset yang di berikan oleh Brave sebelum ia pergi. Ternyata di dalam kaset itu, ada video Brave dan Georgia sedang bernyanyi sebuah lagu. Namun awal lagu itu tidak lengkap karena tidak sempat di rekam. Mereka bernyanyi secara berbalas – balasan.

Brave:
Tetes air mata basahi pipimu di saat kita kan berpisah
Terucapkan janji padamu kasihku takkan kulupakan dirimu
Begitu beratnya kau lepas diriku
Sebut namaku jika kau rindukan aku, aku akan datang….
Georgia dan Brave:
Mungkinkah kita kan selalu bersama
Walau terbentang jarak antara kita
Biarkan ku peluk erat bayangmu tuk melepaskan semua kerinduanku
Georgia:
Kau ku sayang selalu ku damba selamanya di dalam hatiku
Kemudian di akhir video itu terekam suara yaitu, “Aku sayang Brave!”, “Aku juga sayang Georgia!”

Setahun kemudian….

Brave yang berada di Barcelona sangat rindu kepada Georgia. Hari – harinya di sana hanya membalap dan membalap. Karena merasa rindu kepada Georgia, Brave memutuskan untuk pulang ke Indonesia, untuk bertemu dengan Georgia. Brave ternyata masih mencintai Georgia.
Ketika Brave tiba di Indonesia, ia langsung pergi ke rumah Georgia. Namun anehnya, ia tidak mendapati Georgia di rumahnya. Rumah Georgia terlihat sepi. Yang ada hanya satpam yang menjaga dan mengawasi rumah itu.
“Pak, saya boleh bertanya? Kenapa rumah ini terlihat sepi dan kosong?”, tanya Brave kepada satpam itu.
“Maaf tuan. Rumah ini memang sudah kosong sejak 4 bulan yang lalu.”, jawab satpam itu.
“Memangnya kenapa di kosongkan, Pak?”, Brave bertanya balik kepada Satpam rumah itu.
“Oh, pemilik rumah ini pindah karena kejadian 4 bulan yang lalu.”, sambung Satpam.
“Kejadian 4 bulan lalu? Kejadian apa itu Pak?”, Brave penasaran.
“Ia tuan, kejadian 4 bulan yang lalu. Anak perempuan pemilik rumah ini meninggal karena serangan astma”, jawab satpam.
“Hah? Anak perempuan? Serangan astma? Kalau boleh tahu, siapa nama anak itu?”, Brave tambah penasaran.
“Oh. Kalau tidak salah namanya Georgia. kasihan anak itu. Dia di temukan tergeletak di rumah pohon di dekat taman sudah tidak sadarkan diri. Ternyata dia sudah meninggal.”, penjelasan Satpam kepada Brave.
Mendengar semua itu, Brave langsung berlari menuju rumah pohon mereka, Veloveia.
Sesampainya di Veloveia, Brave langsung naik ke atas, ke dalam rumah. Kemudian ia melihat ada tulisan tertulis dengan besar di dinding rumah pohon itu. “AKU CINTA KAMU BRAVE! Aku akan tetap nunggu kamu di sini sampai ajal datang menjemputku. AKU SAYANG KAMU!”. Kemudian Brave mendapatkan sebuah surat di atas meja yang berisi:

Dear Brave,
Brave, aku cinta kamu. Aku sayang kamu. Tapi kamu melarang aku untuk mencintaimu. Karena menurut kamu kita hanya boleh bersahabat. Nggak boleh lebih dari itu. Aku tahu aku salah. Oleh sebab itu aku minta maaf. Brave, jika pada saat kamu membaca surat ini, aku udah nggak ada, aku ingin nitipin cintaku padamu, yah. Thanks yah, Brave. Makasih kamu udah jadi sahabat aku. Walaupun nggak lebih dari itu. Aku tetap sayang kamu.

Salam Sayang,
Georgia
***
Brave sangat menyesal karena ia belum sempat mengatakan pada Georgia bahwa dia juga mencintai Georgia.
Kemudian Brave pergi ke rumah Alice, sahabatnya Georgia. Brave berharap akan mendapatkan keterangan tentang kematiannya Georgia.
“Lice, Georgia pernah curhat atau cerita sesuatu tentang aku nggak?”, tanya Brave dengan sedikit logat bule-nya.
“Pernah. Malahan dia cerita tentang kamu ke aku setiap hari.”
“Kenapa bisa setiap hari?”
“Ya ia. Kan tiap pulang sekolah dia selalu datang ke rumahku. Dan selalu yang dia bicarakan hanyalah kamu.”
“Tentang aku? Selalu tentang aku? Apa katanya?”
“Katanya dia sayang banget sama kamu, tapi kamu nggak pernah menghargai perasaan dia ke kamu, Brave. Kamu melarang dia untuk mencintai kamu, padahal dia itu udah sayang banget sama kamu.”
“Aku juga sebenarnya sayang banget sama Georgia.”
“Kamu juga suka dan sayang sama Georgia? Kenapa kamu nggak bilang ke dia, Brave?”
“Aku...aku takut.”
“Takut kenapa?”
“Aku takut nantinya hatinya Georgia tambah sakit.”
“Tambah sakit? Malahan kalo kamu jujur dengan perasaan kamu ke Georgia, dia akan lebih senang. Kenapa kamu nggak jujur tentang perasaan kamu ke Georgia sebelum kamu pergi ke Spanyol?”
“Ia, aku tahu. Tapi situasinya beda, Lice. Georgia jujur tentang perasaannya waktu aku akan ke Spanyol. Aku ingin mengatakan hal yang sama tentang perasaanku terhadap Georgia saat itu juga. Tapi...”
“Tapi apa? Kalo kamu jujur sejak awal, pasti semuanya nggak bakalan kayak gini. Bego luh. Payah. Kenapa sih?”
“Aku cuman nggak mau nantinya Georgia berpikir bahwa orang yang menyayanginya tegah meninggalkan dia saat orang itu tahu bahwa Georgia mencintainya.”
“Oh, gitu yah? Maaf ya, Brave. Aku nggak tahu situasinya kayak apa. Maaf yah?
“Lalu, emangnya Georgia meninggal karena apa? Astmanya kambuh?”
“Ia, astmanya kambuh. Tapi pasti nggak bakalan kambuh kalo kamu nggak pergi ke Spanyol!”
“Maksud kamu?”
“Semenjak kepergian kamu ke Spanyol, Georgia jadi murung terus setia hari dan jarang tersenyum. Seminggu setelah kamu pergi, dia juga nyusul kamu ke Spanyol. Tapi, yang dia dapatkan hanyalah...”
“Hanya apa? Jangan buat aku penasaran, Lice.”
“Georgia lihat kamu lagi pelukan sama seorang wanita. Saat itu juga, dia langsung memutuskan untuk mengambil pesawat untuk balik ke Jakarta secepat mungkin.”
“Seorang wanita?”
“Ia! Seorang wanita. Siapa wanita itu?”
“Wanita? Oh... Ia aku ingat. Dia itu kakak aku. Kakak aku di Spanyol. Dia baru saja menikah sebulan yang lalu, dan sekarang lagi honeymoon di Miami.”
“Melihat hal itu, hati Georgia tambah sakit. Dan dia sudah nggak pernah tersenyum lagi. Selepas kamu pergi, aku udah nggak pernah lihat dia senyum lagi. Puas loh?”
“Kenapa jadi aku yang salah?”
“Seneng kamu udah capai cita – cita kamu dengan mengorbankan nyawa orang yang sangat mencintai kamu yang jelas – jelas juga kamu cintai? Bahagia yah?”
“Aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi semuanya terjadi begitu saja. Kamu mengerti kan?”
“Aku ngerti. Tapi aku masih nggak rela kamu korbankan perasaan dan nyawa sahabat aku demi balapan kamu itu. Nggak rela, tahu nggak!”
“Aku minta maaf.”
“Aku udah maafin kamu.”
“Makasih. Tapi...”
“Tapi apa?”
“Apa mungkin Georgia juga udah maafin aku?”
“Nggak tahu. Tapi sebelum dia pergi, dia sempat bilang kalo dia bakal bawa semua rasa sakitnya bersamanya. Dan dia juga bilang kalo dia sayang banget sama kamu. Katanya, biarlah sakit hati yang dia bawa, dan rasa cintanya yang dia tinggalkan untuk kamu, Brave.”
“Bisa nggak kamu antar aku ke makamnya Georgia?”
“Bisa, bisa.”
***
“Gerogia, aku sayang banget sama kamu. Aku akan jaga cinta kita untuk kita berdua. Aku nggak bakalan lupain kamu. Kalaupun aku nyusul kamu nanti, yang bakalan aku cari di sana itu kamu, Georgia.
Maafin aku atas semuanya yang terjadi yang udah mengorbankan perasaan kamu, bahkan nyawa kamu. Aku sayang kamu.
Aku akan jaga cinta kita berdua. Cinta kamu dan cinta aku. Demi kamu, aku, dan VELOVEIA”

Cinta Yang Tertunda (created by Severian Sualang)

CINTA YANG TERTUNDA
Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang bernama Dante dan ia mempunyai seorang sahabat perempuan yang sangat baik yang bernama Vivi. Kemudian pada suatu hari mereka berdua bermain bersama di sebuah taman bermain yang berada di dekat rumah mereka berdua lalu Dante berkata kepada Vivi “Vivi apa kamu perna merasakan cinta?”, kemudian Vivi terdiam saat mendengar itu. Dan pada saat itu mereka-pun kembali kerumah mereka karena telah dipanggil oleh orang tua mereka. 3 tahun telah berlalu dan mereka akan berpisah kakrena Dante akan masuk SD yang berada didekat rumahnya, dan Vivi akan berpinda rumah karena ayahnya kembali ditugaskan ke tempat lain. Kemudian disaat-saat terakhir sebelum Vivi pergi Dante berkata “semoga kita bisa bertemu lagi walaupun di tempat yang lain” kemudian Vivi menjawab “kalau begitu kita telah berjanji jika kita akan bertemu lagi”.
Kemudian janji mereka berdua saling ditepati yaitu mereka berdua bertemu kembali di SMP, saat itu mereka beredua berada dalam kelas yang berbeda. Dan setelah beberapa bulan telah berlalu Dante menanyakan kembali kepada Vivi “Vivi apa kamu perna merasakan cinta?”, dan pada akhirnya Vivi menjawabnya katanya “Ya, tentusaja”. Ternyata pada saat itu Vivi telah mempunyai persaan kepada Dante.
Lalu suatu hari sekolah mereka mengadakan study tour keluar daerah, dam pada saat iti Dante dan Vivi-pun ikut study tour itu. Pada study tour itulah mulai terlihat betapa sukanya Vivi kepada Dante, kemudian mereka telah menghabiskan 3 hari disana dan akhirnya sehari sebeum mereka pulang kembali, Dante mulai tahu bahwa Vivi menyukainya dan pada saat itu Dante menganggap itu biasa saja karena saat itu Dante tidak mempunyai perasaan apapun pada Vivi. Lalu teman-temannya memanggilnya untuk bertemu dengan mereka kemudian mereka berbertanya ke pada Dante beberapa pertanyaan kepadanya, salah satu temannya bertanya “apakan kamu menyukai Vivi?”, dan Dante terdiam dan mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan pertanyaan selanjutnya. Lalu temannya menanyakan lagi “apakah kamu mempunyai perasaat ingin jadian dengan Vivi?”, dan Dante-pun terdiam lagi dan langsung pergi meninggalkan teman-temannya.
Kemudian keesokan harinya Dante dan teman-temannya akan segara kembali ke tempat mereka. Dan setelah sampainya mereka disana Dante teringat kembali kata-kata yang dikatakan oleh teman-temannya tentang Vivi yang menyukainya dan saat Dante ingin mengambil bawaannya, bawaannya itu hampir terlawatkannya olehnya karena memikirkan apayang telah ditanyakan oleh teman-temannya dan akhirnya Dante mengambil bawaannya dan segera bergegas untuk pulang kerumahnya. Dan pada keesokan harinya saat belajar di sekolah Dante terus saja teringat dengan apa yang telah dikatakan oleh teman-temannya kepadanya.
Seminggu kemudian Dante mulai sadar tentang akan apa yang telah dikatakan oleh teman-temannya tentang perasaan Vivi kepadanya, lalu 3 hari kemudian Dante meminta nomor Vivi dari teman-temannya untuk di telophone dan setelah pulang sekolah Dante menelpon kepada Vivi dan Dante bertanya kepada Vivi ” Vivi apakah kamu mau menjadi pacar aku?” kemudian Vivi terdiam untuk sementara dan pada akhirnya Vivi menjawab pertanyaan Dante “Bagaimana ya...... iya deh” kemudian Dante langsung terdiam dan menjadi senang sendiri. Dan kemudian mereka berdua membuat suatu janji yang mungkin akan saling ditepati mereka dan janji mereka yaitu mereka akan tidak saling memutuskan satu samalain. Kemudian keesokan harinya, saat pulang sekolah “Teng-teng-teng” bel pulang pun berbunyi dan saat pulang Dante mengajak Vivi untuk pulang bersama-sama dengannya “Vivi kamu mau ngak pulang bareng aku”dan Vivi-pun menerima ajakannya tersebut “ya....... boleh-boleh saja”dan akhirnya mereka berduapun pulang bersama-sama ke rumah mereka.
Kemudian pada keesokan harinya, Vivi meminjam Hand Phone milik Dante kemudian melihat buku telephone milik Dante dan saat iyu Vivi melihat nomor phone booknyanya yang hanya ditulis Friend Vivi sajah kemudian Vivi langsung merasa kecewa dengan sikap Dante yang telah menulis Vivi di buku telephonenya Friend Vivi. Lalu Vivi langsung bergegas untuk pulang kerumahnya dan saat itu Dante-pun langsung mengejarnya dan langsung meminta maaf kepadanya dan ia tidak akan melakukan iru lagi dan akan mengganti nama phone book Vivi. Setelah itu, beberapa hari kemudian Dante mengajak Vivi untuk pergi ke rumah temannya Dante “Vivi kamu mau ngak ikut ngerjain tugas sama-sama di rumah teman aku? ” lalu Vivi menjawab “boleh sih...... boleh-boleh aja” dan mereka berdua bersama teman-temannya mengerjakan tugas mereka secara bersama-sama.
Setelah itu hubungan mereka berdua terus dan terus berlanjut, dan Dante bertanya sesuatu kepada Vivi “Vivi bagaimana kalau kita berdua tidak saling memanggil nama sendiri tapi...... saling memanggil dengan kata sayang?” kemudian Vivi menjawabnya “kalau kamunya mau ya.... sih aku mau-mau aja”, dan mulai saat itulah mereka sudah tidak saling memanggil nama satu sama lain tapi memanggil sayang. Dan suatu hari Dante mengajak Vivi lagi untuk pergi bersama dengan ke-4 temannya “Sayang kamu maungak ikut jaln-jalan sama aku” lalu Vivi menjawab “Boleh saja”. Kemudian mereka langsung pergi, dan setelah sampainya Dante dan ke-3 temannya ia tidak melihat Vivi dan temannya lalu setelah mereka akan pulang Vivi datang bersama temannya, akhirnya mereka bercerita bersama dan setelah beberapa lama merekanpun pulang dan saat ingin pulang mereka tidak mendapatkan kendaraan jadi terpaksa mereka pulangn dengan berjalan kaki, saat di perjalanan mereka saling bercanda satu samalain dan saat berada diperjalanan Dante dan Vivi mulai memperlambat langka mereka dan setelah dilihat mereka telah bepegangan tangan dan saat mereka berpegangan tangan teman-teman mereka telah meninggalkan mereka walaupun tidak terlalu jauh pasti suda tidak enak rasanya dengan mereka jika tidak dikejar, lalu Dante dan Vivi mengejar teman-teman mereka karena kelihatannya masih belum ada kendaraan mereka melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan dengan kaki seperti biasa saat diperjalanan mereka terus saja bercanda dan setelah hampir mendekati jalan raya teman Vivi melanjutkan perjalanannya sendirian dan Vivi ikut bersama temannya itu dan Dante langsung mengejarnya dan Vivipun pulang bersama-sama dengan temannya itu.
Beberapa hari kemudian Dante pergi ke rumah temannya dan tidak lama kemudian setelah ia sampai di rumah temannya ia mendapatkan telpon dari Vivi “Sayang kamu ada di mana sekarang?” Dante menjawab “Di rumah teman aku” Vivi bertannya lagi “ayo... datang yuk ke kolam sama-sama?” dan Dante teriam sementara lalu Vivi berberkata lagi “kalau sayng nggak mau ke kolam aku juga nggak mau ke kolam!” lalu Dante menjawab “ia deh aku ikuut sayang pergi sama-sama ke kolam”. Dan setelah itu Dante dan ke-2 temannya langsung bergegas untuk pergi ke kolam, sesampainya dikolam mereka langsung melihat teman-teman mereka berenang bersama-sama dan pada saat itu Dante tidak membawa baju gantinya jadi dia tidak ikut mandi bersama dengan teman-temannya. Malam pun telah tiba dan waktunya untuk pulang, kemudian mereka yang telah mandi membersihkan diri mereka lalu mengganti baju mereka. Kemudian Vivi dan teman-temanya telah selesai mengganti baju mereka Dante, Vivi, dan teman-temannya kembali kerumah dan saat perjalanan kembali ke rumah Dante dan Vivi kembali berjalan dengan langka kaki yang mulai melambat dan setelah dilihat oleh teman-teman mereka, mereka ber dua telah berpegangan tangan di depan teman-teman mereka dan mereka menemukan kendaraan mereka untuk pulang dan mereka pun pulang dengan selamt. Lalu Vivi pun mengajak lagi Dante untuk pergi ke kolam bersama-sama lagi tapi Vivi ingin Dante membawa baju renangnya, dan baju ganti sehabis renang kare Vivi ingin mereka berenang bersama-sama dengan teman-teman mereka, kembali terjadi seperti pertama kali ke kolam Vivi dan Dante mulai memperlambat langka mereka dan setelah dilihat mereka telah berpegangan tangan lagi dan waktu mereka ingin pulang kerumah mereka saat di kendaraan telah terjadi konflik kecil antara Vivi dan Dante karena Dante tidak mau duduk bersama dengan Vivi tapi teman-temannya memaksanya untuk duduk di depan bersama-sama dengan Vivi, dan pada akhirnya Dante pun mengalah dan duduk di depan bersama-sama dengan Vivi dan pulang bersama-sama dan akhirnuya tiba di rumah mereka masing-masing
Kemudian libur pun telah tiba dan Dante berpikir bagaimana yang akan terjadi jika ia dan Vivi tidak lagi bertemu karena liburan telah tiba, dan pada saat-saat akan segera menjalakan liburan mereka masing-masing mereka datang lagi ke sekolah untuk terakhir kalinya bertemu sebelum liburan, dan saat terakhir itu di pergunakan oleh Vivi dan Dante dengan sebaik-baik mungkin yaitu dengan berbicara bersama sebelum liburan dimulai. Akhirnya liburan pun telah tiba mereka mulai menjalani hubungan mereka di liburan panjang ini dengan saling menelpon satu samalain dan dengan telepon itulah mereka ber dua berkomunikasi saat liburan dan akhirnya 3 minggu pun telah berlalu dan akhirnya mereka berdua pun bisa bertemu kembali seperti biasanya yaitu bertemu di sekolah dan pada keesokan harinya teman-teman Dante seperti merahasiakan sesuatu dari nya, lalu Dante menjadi penasaran dan ingin mengetahui apa yang telah dirahasiakan oleh teman-temannya kepadanya dan Dante terus menanyakan apa yang telah disembunyikan mereka kepadanya “apa sih yang disembunyiin oleh kalian dari aku?”dan pada akhirnya mereka membongkarnya kepada Dante yang sudah sangat penasaran dan ternyata yang disemembunyikan oleh teman-teman Dante oleh nya adalah kalau Vivi telah jadian dengan orang lain selain dirinya ’’begini Dante sebenarnya Vivi telah berpacaran dengan orang lain selain kamu!”, kemudian Dante langsung terdian setelah mendengan nya dan Dante langsung bertanya kepada teman-teman nya jika yang dikatakan mereka itu tidak benar “yang dikatakan kalian itu ngak benak kan?” lalu teman-temannya menjawabnya “itu memang benar Dante...... kamu kan yang menyuruh kami untuk mengatakannya jadi kamu harus menerimanya”.
Lalu keesokan harinya karena Dante tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh teman-temannya ia menanyakan kepada Vivi kalau di telah berpacaran dengan orang lain selain Dante “Sayang apakah kamu benar-benar sudah punya pacar lain selain aku?” lalu Vivi terdiam sementara dan berkata “siapa yang mengatakan itu ke sayang?” dan Dante kembali bertanya “apakah kamu memang sudah mempunyai pacar lain selain aku?” akhirnya pun Vivi mengakuinya jika dia memang sudah mempunyai “sayang sebenarnay itu benar kalau aku punya pacar selain kamu!” dan pada akhirnya Dante sadar kalau itu memang benar-benar terjadi jika Vivi mempunyai pacar lain selain diri nya sendiri.
Kemudian karena Dante telah mengetahui jika Vivi telah mempunyai pacar lain selain Dante ia meminta maaf kepada Dante atas kesalahannya yang telah diperbuatnya “sayang maafin aku ya...... karena aku sayang jadi seperti ini” kemudian Dante menjawabnya “iya....... ngak apa-apa nanti putusian ajah dia ya?” dan Vivi menjawab “iya.... nanti aku putusin aja dia dan dilang sama dia kalau aku udah punya sayang”. Lalu Dante bertanya kembali ke Vivi “apa sayang udah putusin dia?” dan jawab Vivi “udah sayang, tapi dia ngak mau di putusin sama aku jadi sekarang aku harus bimana ni?” Dante pun teriam dan memutus kan untuk membiarkannya saja. Dan hubungan mereka berdua terus berlanjut terus-menerus dan hubungan mereka mulai terlihat memburuk dengan adanya orang ketiga di antara mereka berdua. Dante mulai sadar dengan mulai pudarnya raaa sayang dan cinta di antara mereka berdua jadi untuk mengatasi-nya Dante selalu mengirimkan pesan singkat yang berisikan kata-kata cinta dan kata-kata manis untuk Vivi.
Dan pada akhirnya hubungan mereka berdua runtuh saat Vivi memutuskan untuk putus dengan Dante kemudian Dante tidak ingin hal itu terjadi jadi Dante hanya mendiamkan dirinya untuk menghindari hal itu terjadi, kemudian kejadian itu kembali terulang dan akhirnya Dante telah merasa kasihan kepada Vivi yang mungkin sudah lelah atau tudak ingin bersama-sama dengan Dante lagi. Dan pada akhirnya mereka berdua saling tidak menepati janji-janji mereka untuk tidak saling memutuskan karena mereka telah saling berpisah satu samalain. Akhirnya mulai saat itu Dante pun mulai menjalani seluruh kegiatan di sekolah dan dirumahnya dengan sendirian yang biasanya ditemani oleh kekasih hatinya yang sekara mungkin dengan orang lain yang mungkin lebih baik dari diri nya saat ini, dan mulai saat itu juga dan detik itu juga Dante dan Vivi sudah tidak berhubungan pacaran lagi. Kemudian Dante melakukan kegiatan belajar sekolah dan ditempat lain mulai terlihat lain entah kenapa mungkinkah efeksamping dari hancurnya hubungan nya dengan Vivi, lalu walaupun dengan terpaksa Dante memang harus melupakan kenangan-kenangan dengan Vivi tapi menurutnya untuk melupakan itu 1.000 tahun pun tidak cukup untuk melupakannya karena itu memang sudah tersimpan di memorinya yang paling dalam, entah bagaiman yang harus dilakukan oleh Dante untuk melupakan kenangannya bersama dengan Vivi dan 2 minggu kemudian Dante merasakan bahwa ia masih ingin bersama-sama dengan Vivi tapi perasaannya itu terhalangi oleh pikap kerasnya Dante yang ingin melupakan segala kenangan dengan Vivi.
Dan akhirnya setelah Dante menunggu dengan sabar, akhirnya Vivi kembali sendirian yang terjadi tepatnya setahun kemudian sejak Dante diputuskan oleh Vivi dan dengan keberanian dan rasa cinta dari Dante untuk sekalilagi Dante bertanya kepada Vivi untuk menjadi pacarnya lagi untuk kedua kalinya, dan Vivi pun menerima cinta dari Dante. Akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih yang sangat bahagia. Merekapun menikah setelah 2 tahun lamanya, merekapun mendapatkan 2 orang anak laki-laki dan perempuan yang Cantik dan ganteng. Mereka hidup bahagia SELAMANYA.
“TAMAT”
Tema = Persahabatan yang mennjadi Percintaan
Tokoh-tokoh
- Dante
- Vivi
- Teman-teman
= pacar Vivi, dan seorang yang sabar, baik hati, dan tidak sombong
= pacar Dante, dan juga seorang yang baik, dan tidak sombong
= teman-teman dari Dante dan Vivi, baik
Alur Cerita Maju
Ammanat Kita tidak bisa menduakan pacar kita