Selasa, 12 April 2011

D2 (Dylive's Destiny) (created by Cindy Lawani)

D2 (Dylive's Destiny)

Setelah lulus dari SMP Dylive dan teman-teman mulai berburu, sekolah yang memiliki standard dan mutu Pendidikan yang bagus. Dylive dan teman-teman ku akhirnya memilih SMA Revenville. Saat memasuki tes ujian masuk Dylive sangat gugup dan sekaligus takut. Dylive mengikuti banyak sekali tes, mulai dari psikologi tes sampai sampai tes lisan lainnya. “Hm… …. Sial amet sih gue, gurunya galak banget” Dylive berkata, “yah… ikut moto dong mengajar tanpa belas kasihan… ha ha ha ha ha” jelas heine “Iya sih, tapi kan nggak gini- gini juga kali” “ iya sih, gue aja disuruh pidato, ya ampun padahal gue belum sempat sediaain” selak Heine, Dylive pun berkata “ha ha ha ha itu sih DL (Derita Loe)”

Setelah mengikuti tes masuk SMA, Dylive pun kembali ke SMP untuk menanyakan hasil ujian Nasional pada Bapak Kepala Sekolah, namun karena pada saat itu sekolah SMP nya masih telah ditutup akhirnya Dylive pun memutuskan untuk pulang kerumah.

Keesokan harinya pengumuman kelulusan untuk memasuki SMA Revenville dimulai, banyak orang tua murid datang dan menghadiri pengumuman itu, namun sebelum hasilnya disampaikan calon orang tua siswa pun, harus mengikuti rapat terlebih dahulu dan kami sebagai siswa harus menunggu diluar. AKhirnya setelah beberapa menit berlalu hasilnya diumumkan juga, dan …”yeeppy gue lolos, hahah seneng banget, hasil kamu bagaimana?” Tanya Dylive. “Aku juga dong, kalau hanya kamu yang lolos kan nggak seru” jawab Meinita “ Iya juga yah.. kalau hanya aku yang lolos aku tak mungkin punya teman untuk diajak bercanda”

Setelah satu minggu mendapatkan bimbingan dari guru- guru di sekolah itu, pada minggu yang ketiga kami akan memulaikan aktifitas kami sebagai murid SMA yang baru. “Kesan pertama saat memasuki dan berkumpul bersama kakak kelas, rasanya hati ini deg degan banget” itulah yang dikatakan Dylive. Setelah Dylive pulang dari sekolah, temannya Rently menghubungi dan memberikan informasi kepada Dylive bahwa dia akan mengikuti kursus Bahasa Inggris.”Hallo, bisa bicara dengan Dylive?” Tanya Rently “Oh iya ini saya sendiri, ada apa ya Rently?” jawaban Dylive. “Oh iya aku akan mengikuti kursus Bahasa Inggris, apakah kamu ingin mengikutinya juga?” tanya Rently, kemudian Dylive menjawab “Oh ya tentu saja”.

Setelah satu minggu kemudian Dylive pun mulai mengikuti kursus Bahasa Inggris. Setelah beberapa minggu menduduki bangku SMA, Dylive mulai mengenal banyak orang terutama saa dia mulai mengenal seorang siswa laki-laki yang dia anggap sangat misterius, saat pertama kali Dylive melihatnya Dylive bahkan belum mengetahui namanya, namun ternyata diam-diam setelah pertama kali melihatnya Dylive telah menyimpan hati kepadanya. Sehari setelah pertemuanya dengan anak laki-laki yang misterius itu Dylive bertemu dengan teman barunya yang kini menjadi sahabat baiknya gadis itu bernama Carolline sejak saat itu Dylive dan Carolline berteman baik. “Oh yeah Carolline, sehabis jam pelajaran nanti temani aku yah.. untuk keperpustakaan, aku ingin mulangin buku yang aku pinjam kemarin” tanya Dylive,” oh baiklah tetapi sebelum itu temani aku ke kantin dulu yah” jawab Carolline.

Pada saat itu Marching Band kami tengah berlatih untuk persiapan hari ulang tahun kami yang ke lima belas tahun, hm… sungguh mengagetkan ternyata anak laki – laki misterius itu ikut Marching Band, “Oh My God why he can join Marching Band?” itulah yang Dylive katakan terus menerus dalam hatinya “mengapa bisa, mengapa bisa, mengapa bisa, oh… mengapa bisa sih….” Hanya itu saja yang terus dikatakan Dylive, namun setelah beberapa saat lonceng pun berbunyi TRIT …T … T… TRIT, ketegangan dalam hati Dylive mulai reda, dengan kaku Dylive berjalan menuju ke ruangan kelasnya.

Hm… akhirnya setelah menempuh tahun kedua, di kelas delapan Dylive masih saja belum bisa menemukan laki-laki misterius yang dia jumpai itu, setelah beberapa hari memasuki tahun kedua, Dylive selalu berusaha lebih keras dari biasanya untuk mendapatkan nilai yang bagus, Dylive mulai belajar dan terus belajar “ Kehidupan adalah sesuatu keadaan dimana kita terus dapat bertahan dan terus bereproduksi untuk mempertahankan kelangsungannya……… h mmmm.. angin adalah suatu keadaan dimana arus udara dingin dan arus udara panas berada dalam suatu jangkaun tempat dan terus berputar dan berpindah dari tempat dingin ke tempat yang panas dan begitu sebaliknya.” Yah tentu saja kan dengan melihat perkembangan ini Dylive terus bertumbuh menjadi semakin pandai.

Semakin pemikirannya bertambah, Dylive semakin penasaran dengan laki- laki misteriusnya, oleh karena itu dengan nekadnya Dylive pergi mengecek namanya di kelasnya.
“ Maaf apakah kamu tahu orang ini?” sambil menunjukan fotonya “ tentu saja namanya Valeri” jawab seorang gadis. “ bagaimana kamu mengenalnya?” “ tentu saja aku mengenalnya dia kan pacar ku”
Tentu saja setelah mendengar bahwa gadis itu adalah pacar Valeri, Dylive tanpa mengatakan dia harus pergi, langsung saja dia berlari meninggalkan gadis itu.

Pada saat jam pulang tiba, Dylive langsung berlari keluar sekolah dengan raut wajah yang sedih yang tampak tertupi senyum kesedihan, Dylive terus berteriak dalam hatinya “ Andai saja, sudah dari waktu itu aku mengenalnya tentu saja keadaan yang seperti, keadaan yang tak pernah ku inginkan ini tak akan pernah terjadi, mengapa aku harus menanyakan tentang dia pada orang yang ternyata adalah pacarnya, sungguh menyebalkan”

Namun setelah dia mengetahui bahwa Vareli sudah mempunyai pacar, Dylive selalu mencoba untuk melupakannya, walaupun dia tahu semakin kita mencoba untuk melupakan seseorang yang kita cintai maka akan semakin sulit kita untuk menghapusnya dari hati ini. Segalah usaha telah dilakukannya mulai dari mencoba menghapus semua ingatannya tentang Valeri, sampai mencoba membuat dirinya stress dengan cara selalu menyimpan uang tabungannya, di loker miliknya dan membuang kuncinya di dalam danau. Dan cara itu membuatnya berhasil untuk melupakan Valeri

Namun sepertinya keinginan untuk menatap Valery tak bisa di tahan oleh Dylive, sehingga dimana ada kesempatan dia selalu, diam-diam menatap Valery dari jauh, dengan begitu setidaknya Dylive dapat mengatasi rasa rindunya pada Valeri.

Pada suatu saat ketika Dylive melihat Valery latihan Marching Band, dia mendengar suara yang halus mendengung di telinganya yang membuat dia benar-benar tak bisa berpikir “Dylive, cowok yang disana itu ganteng juga yah.. loe tahu nggak kalau selama ini gue ngefans banget sama dia” setelahh Dylive melihat kearah belakang dia kaget, karena suara yang mengatakan itu adalah suaranya Carolline.”Oh yeah boleh juga tuh.. dia sama kamu, cocok sih” jawab Dylive, sebenarnya dalam hati Dylive kalimat itu hanya dia gunakan untuk menghibur Carolline, karena Carolline baru saja patah hati karena diputusin oleh pacarnya.

Namun ternyata kalimat yang dikatan Dylive itu menjadi kenyataan, tiga hari setelah Carolline mengatakan bagaimana perasaanya pada Valeri , Carolline dan Dylive telah menjadi sepasang kekasih. Dylive sangat sedih dia tak habis pikir, bahwa yang dia katakan itu akan menjadi kenyataan.
Seperti yang dia lakukan waktu itu, pada saat jam pelajaran selesai dia berlari dengan cepat keluar dari kelas dan berlari terus hingga kakinya menyentuh dunia luar, jauh dari dunia sekolah.
“Bodoh, ini sudah menjadi my second experience, bisakah aku tak mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan Valeri, karena setiap aku berbicara tentang dia pasti yang aku bicarakan itu akan menjadi kenyataan”

Sesampainya Dylive dirumahnya dia langsung berlari kearah kamarnya, dan terus menangis “hkhk.. hkhk … tak apalah lagi pula dia adalah teman baik ku, teman baik ku satu – satunya yang aku miliki sekarang, dan aku tak akan membiarkan cinta ini menghalangi nya untuk mendapat kebahagian, aku memang orang kaya uang memang dapat dicara, namun cinta tidak, begitu juga dengan sahabat, harta mudah untuk dicari, tetapi sahabat sebaik Carolline sangat sulit untuk ditemukan.” “ di tambah lagi dia yang baru saja broken heart, aku tak ingin membuatnya menderita”

Dengan keadaan yang kini menjadi keadaan yang baru baginya, Dylive memulai kembali untuk melupakan Valeri mencoba menghapus semua ingatannya tentang Valeri, sampai mencoba membuat dirinya stress dengan cara selalu menyimpan uang tabungannya di celengan kesayangannya dan menghanyutkan di laut.
Sungguh sangat dramatis…..

Setelah satu tahun perjalanan yang dia tempuh, kini dia dapat berpikir positive kembali, lagi pula dia sekarang telah menduduki kelas tiga SMA, jadi dia tak boleh stress, agar pada saat ujian nasional dia tak akan tertekan. Pada saat yang bersamaan, saat sekolah kami kekurangan guru, yang menduduki peringkat satu, dua, tiga, empat, lima, sepuluh, sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas dan lima belas dari kelas kami, akan diutus untuk mengajar dikelas lainnya, dengan catatan harus saling menghormati.

Pada saat jam pertama dan kedua, Dylive masuk di kelas sepuluh C, di sana dia mengajar matematika “ jadi adik-adik, kalau a dan b ditambahkan tak akan mendapatkan jawabannya, karena suku nya berbeda, sama seperti saat kamu mencoba untuk menggabungkan dua tanaman, menjadi satu tanaman dengan spesies yang baru. Kamu tak akan berhasil menggabungan tanaman pisang dan tanaman rambutan untuk menjadi satu spesies yang baru, jadi apakah kalian sekarang mengerti?” Tanya Dylive “Mengerti” balas adik – adik kelasnya.
Pada jam ketiga sampai jam ke lima Dylive beristirahat jadi, Dylive pun tak sempat masuk untuk mengajar.

Pada saat jam terakhir, dia pergi mengecek di ruangan guru, jadwal guru yang kosong untuk jam terakhir, dan ternyata jam terakhir yang tersisa untuk Dylive hanyalah kelas dua belas F. Dan kelas itu adalah kelas Valerin, namun karena Dylive telah lupa dengan Dylive akhirnya dia pun pergi mengajar di kelals Valerin. Sesampainya ia disana, Dylive kaget melihat Valerin menatapnya heran.
Kemudian Dylive langsung memutar tubuhnya menghadap kebelakang, namun karena ini takdir Dylive percaya bahwa dia ada di kelas itu karena itu bukan kemauannya.

Akhirnya dengan memberanikan dirinya dia pun pergi masuk dan mengajar dikelas itu. Belum lama setelah dia masuk Valerin berkata pada ku “loe sudah memberikan ku dua kesempatakan untuk kali ini aku akan memberikan mu kesempatan” walaupun Dylive tak mengerti maksudnya Dylive terus mencoba untuk memahami arti dari kalimat itu.

Teng .. teng .. Trit .. t. .t . t. lonceng tanda pelajaran selesai telah berbunyi, ini adalah jam pulang. Sekitar jam empat sore Dylive baru saja pulang dari rumah Carolline untuk mengejarkan tugas Bahasa Inggris, dia sempat melihat Valerin dan teman-temannya bermain bola, sehingga Dylive menawarkan dirinya untuk bermain bersama mereka, karena kebetulan saat itu lagi kekurang pemain
Untung saja Valerin baik sehingga dia bersedia untuk bermain bersama Dylive.

Setelah bermain bersama tanpa terasa hari sudah malam, oleh karena itu Dylive harus segera pulang, karena hari sudah malam Dylive takut untuk pulang sendiri, namun untung saja Valerin bersedia untuk mengantarnya. Pada saat diperjalanan menggunakan motor, Dylive merasa kedinginan, namun ternyata Valerin dapat merasakan sesuatu bergetar dibelakannya, kemudian Valerin menghentikan motornya, tiba-tiba dia melepaskan jaketnya dan memakaikannya pada Dylive “Valerin apa yang kamu lakukan?” Tanya Dylive, “tak apa – apa kamu akan kedinginan” jawab Valerin. “tapi kamu membutuhkannya” “tidak kamu yang lebih membutuhkannya dari pada aku, aku tak ingin kamu sakit gara – gara aku” setelah mendengar kata-kata itu Dylive langsung terdiam dalam kesunyian hatinya.

Setelah beberapa saat motor yang dinaiki Dylive mengalami gangguan sehingga, motornya tak dapat berjalan lagi , sehingga Valerin mencari bengkel terdekat. Namun dia tak dapat menemukannya jadi malam itu dia terus menemaniku sambil mendorong motornya dan terus mencoba mencari jalan raya.
Pada saat yang bersamaan dia bercerita tentang saat – saat dimana dia pacaran bersama Carolline” hm.. pada saat itu dia sering menduakan ku dengan orang lain, apakah kau menyadari sesuatu yang berbeda malah ini” tanya Valerin” ya, tentu saja aku baru merasakan aku tertinggal di jalan yang gelap ini bersama mu” jawab Dylive, “bukan bersama orang yang kamu cintai” “ orang yang aku cintai dulu kini telah pergi bersama orang lain” ... ... .... , dan Valerin pun berkata “bukankah dia telah memberikanmu dua kesempatan karena telah memberikannya kesempatan” kemudian jawab Dylive “dia tak pernah berkata itu” kemudian Dylive berpikir kembali arti dari pembicaraanya dengan Valerin pada siang itu “loe sudah memberikan ku dua kesempatakan untuk kali ini aku akan memberikan mu kesempatan” dan dengan suara yang pelan Valerin berkata “aku akan selalu mencintaimu apa adanya dan hati ini selalu akan ada hanya untuk mu, bukan berarti karena aku baru saja ditinggalkan sahabat baik mu dan aku menanyakan apakah kamu mau menjadi pacar ku, agar aku dapat membalaskan dendamku? Tentu saja bukan berarti begitu, kau tahu kenapa karena aku selalu mencintai mu sejak ku tahu hati mu hanya untukku dan begitu juga sebaliknya, karena kita sudah ditakdirkan bersama selamanya, dan tak akan ada satu pun orang yang bisa memisahkan mu dan aku” “jadi bagaimana menurut mu” kemudian jawab Dylive “Puisi yang indah pasti itu pacar barumu kan?” “ yah kau tahu pacar baruku itu siapa?” tanya Valerin “tentu saja tidak, maukah kamu memberitahukannya padaku” tanya Dylive “ dia sudah berdiri didepanku sekarang” Dylive langsung terdiam dan tersenyum sambil berkata “ orang yang kucintai sudah ada didepan ku selama ini, aku bahkan tak membayangkannya” “ sudah ku bilang ini sebuah memang takdir kita”
Akhirnya Dylive dan Varelin menjadi sepasang kekasih yang sangat serasi

“ TAMAT “
Tokoh – tokoh
Dylive  baik dan pengertian
Vareline  Anak yang yang ngetop
Carolline  anak yang cuek namun kadang-kadang baik hati
Rently  cerewet

0 komentar:

Posting Komentar