Selasa, 12 April 2011

“LEVIARMOUS-LEFRISTO” (created by Carollin Tumbol)

“LEVIARMOUS-LEFRISTO”
Mamah!! Kok gak di bangunin sih? Jadi Rere kesiangan deh, ntar telat lagi! Teriak Rere sambil membentak Ibunya yang gak bangunin Rere!
Siapa bilang gak bangunin Rere? Tadi udah di bangunin Cuma ngorok! Jawab Mamah.
Rere tidak bisa mengelak, karena memang betul Rere hanya ngorok ketika Mamah Rere bangunin Rere. Dengan cepat Rere bergegas dan menyiapkan koper dan barang-barangnya untuk berangkat.
“Oh ia, Riri mana mah?”
“Riri udah duluan ke airport barengan Papah, cepetan deh mandi sana”
“ia, ia” jawab Rere dengan terburu-buru mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi”

(Selesai mandi)

ttiitt…ttiitt bunyi klakson mobil yang telah menanti Rere keluar dari rumah.
“ia,ia tunggu sebentar” jawab Rere

(tiba di mobil, Mamah Rere langsung melajukan mobil untuk mengantar Rere ke airport)
(tiba di airport mereka langsung naik pesawat yang akan berangkat ke- N – E – W Y – O – R - K)
“hati-hati yah nak, Mamah dan Papah akan merindukan kalian”
“ia, dadah Mamah Papah”

Oh ia, hampir lupa. Riri Rere adalah anak kembar dari kedua orang tua yang bernama Jolsifon dan Belle. Riri Rere sekarang berumur 17 tahun, dan mereka berangkat ke-New York untuk melanjutkan tugas mereka sebagai pelajar, di sana mereka tinggal bersama Paman Edward dan Bibi Laura)


(tibanya di New York)
Selamat datang di New York, kata Paman Edward dan Bibi Laura yang menyabut si kembar dengan wajah yang gembira dan tersenyum. Riri Rere pun juga tersenyum gembira melihat Paman dan Bibi mereka yang menyabut mereka dengan canda tawa 
“yuk, naik ke mobil! Sekarang mau jalan-jalan dulu atau langsung ke rumah” Tanya paman Edward.
“jalan-jalan dong” jawab Riri Rere
Selama di perjalanan Riri Rere terlihat sangat gembira, dan mereka menikmati perjalanan itu dengan baik, mereka telah mengunjungi beberapa tempat, dan makan, akan tetapi kebahagiaan Riri Rere belum belum lengkap tanpa kedua orang tuanya yang tidak ikut bersama Riri Rere karena banyak tugas yang harus dikerjakan oleh kedua orang tuanya di Jakarta. Yah, maklum lah, orang tua Riri Rere kan orang sibuk, Ayah Riri dan Rere adalah penguasaha terkaya di Jakarta, dan Ibu dari Riri Rere adalah direktur dari perusahaan yang terkenal se-Jakarta, jadi tidak heran kalau Riri-Rere melanjutkan kuliahnya di New-York.

Sesampainya di rumah Paman Edward dan Bibi Laura, Riri Rere mengatur barang-barangnya, dan di rumah Paman Edward dan Bibi Laura telah disiapkan kamar untuk Riri Rere tidur, karena keduanya perempuan jadi tidak masalah jika tidur satu ranjang.
Sebelum tidur seperti biasa, Riri Rere harus cuci muka, tangan, kaki, dan satu lagi, gosok gigi, setelah itu nonton sedikit dan tidur, karena kecapean jadi Riri Rere langsung tertidur lelap, Paman Edward dan Bibi Laura tidak mau membangunkannya untuk minum susu dulu, karena melihat Riri Rere yang sudah tertidur lelap.
Menikmati indahnya New York, Riri dan Rere keluar dan jalan-jalan karena belum puas melihat keindahan New York yang sangat-sangat indah dari sebelumnya, mereka melihat bulan dan bintang yang begitu indah, bunga-bunga yang di taman, ke supermarket, sewaktu Riri dan Rere pergi ke supermarket yang tersebesar di New York, mereka kehilangan jejak satu sama lain, Riri tidak tau harus bagaimana dan Rere pun tidak tau harus bagaimana.
Tiba-tiba Rere melihat sosok Riri yang menuju ke pintu keluar, akan tetapi pada saat Rere mengejar Riri, Rere kehilangan jejak dan tidak bisa melihat Riri lagi ke mana karena mata banyak orang yang ada di depan Rere. Rere tidak putus asa, akhirnya Rere keluar pintu dari supermarket dan mencari Riri walaupun hari sudah mulai gelap, Rere telah mencari Riri kemana-mana tetapi tidak ketemu, begitu juga dengan Riri yang telah mencari Rere ke mana-mana akan tetapi tidak ketemu.
Rere dan Riri sama-sama tidak ingin terpisah dari kembarannya maupun itu Rere kembaran Riri atau Riri kembaran Rere. Rere pun tersesat begitu jauh dari rumah Paman Edward dan Bibi Laura, sedangkan Riri sudah agak lumayan dekat dengan rumah paman dan bibi mereka berdua.
Setelah lama mencari, Rere capek, dan kebetulan Rere melihat taman yang indah walaupun tidak terlihat jelas pada waktu malam hari, akhirnya Rere duduk di satu tempat duduk taman itu. Dan Riripun melihat suatu taman yang indah dengan pohon-pohonnya jadi Riri pergi duduk di suatu tempat duduk. Sungguh tidak di sangka mereka berdua bertemu di taman itu. Senangnya mereka berdua, sambil menangis dan takut kehilangan satu sama lain.
Karena sudah kemalaman jadi Rere Riri melanjutkan perjalanan mereka untuk pulang ke rumah. Ketika di perjalanan Rere dan Riri melihat dari taman itu ada cahaya yang terang-menderang dari Batang pohon besar yang paling bawah, karena rasa penasarannya Rere Riri itu, jadi Rere Riri berjalan pelahan – lahan menuju cahaya itu, semakin dekat semakin terang cahaya yang dilihat Rere Riri, ketika mereka sampai pada cahaya misterius itu ternyata ada sebuah pintu kecil di sana. Mereka masuk di pintu pohon itu, ketika Riri Rere masuk di dalam pohon itu ternyata ada dua jalan lagi, Rere Riri pun terpisah lagi di pohon ini, Rere mengarah ke kanan dan Riri mengarah ke kiri, mereka tidak bisa berpindah tempat karena semenjak dari pertama mereka masuk, Rere Riri terseluncur ke bawah dengan laju.
Tiba-tiba Rere sampai di suatu tempat yang tidak pernah dilihat Rere, sekarang Rere berada di sebuat tempat yang bernama LEFRISTO, dan begitu pula dengan Riri, Riri tiba di tempat yang belum pernah Riri lihat sebelumnya, tempat Riri berada sekarang bernama LEVIARMOUS. Tempat yang Rere dan Riri tempati sekarang ini berbeda jauh dengan kehidupan mereka.
Ketika sekian lama Rere berkeliling di tempat yang tidak dikenal itu, ternyata Rere bertemu denga seorang Pria yang gagah dan tampan dan seumuran Rere, sebenarnya Rere takut mendekati pria yang tidak dikenal itu, tapi apa boleh buat? Setelah berjam-jam Rere berkeliling – keliling di tempat itu, belum ada seorang pun yang Rere temui, akhirnya Rere bertemu dengan pria tampan ini. Dan pria tampan ini berjalan menuju ke Rere, mulai dari situlah Rere kenal dengan pria ini namanya adalah Justin. Pria tampan itu bertanya kepada Rere, bagimana bisa Rere bisa ada di tempat itu, dan Rere pun menceritakan semuanya dari awal bagaimana Rere bisa berada di tempat itu dan bertemu dengan Justin.
Beralih ke Riri, Riri telah mendapat jalan pulang dari LEVIARMOUS, nama tempat yang tidak ada orang ketahiu selain Riri, akhirnya Riri bisa pulang, tapi sungguh malangnya dengan Rere yang tidak bisa menemukan jalan pulang.
Kembali ke Rere.
Justin dan Rere pun berjalan bersama, tempat Rere dan Justin berada sekarang ini sangat-sangat indah dari tempat yang di kenal paling indah sedunia, tempat Rere dan Justin ini jauh lebih indah dari tempat-tempat yang ada di muka bumi ini.
Justin mengantar Rere pergi ke tempat yang banyak penghuninya, Justin dan Rere tinggal dalam satu rumah. Eettss,,, tapi jangan berpikiran negative dulu, di dalam rumah itu bukan hanya Justin dan Rere, tapi ada juga seorang nenek tua yang masih cantik dan baik hati. Baru pertama kali Rere sampai di rumah itu, sang nenek tua ini pun menyambut Rere dengan senang hati, dan Justin pun menceritakan bagaimana sampai Rere bisa berada di tempat itu, setelah lama bercerita, Rere dan Justin tidur, tapi beda ranjang tidur pastinya, secara pria dan wanita yang belum berhak.
Oh ia, sang nenek tua yang masih cantik ini dan baik hati bernama Luspita, nenek Luspita hidup sederhana di rumah yang berbentuk jamur raksasa itu. Anehnya lagi, di tempat itu semua rumah berbentuk Jamur raksasa, yang tidak ada bedanya, ah pokoknya aneh deh! Tempat itu dinamakan Funguses.
(Keesokan harinya)
hhuuaaeemm…!! Pagi yang cerah, kata Rere melihat matahari yang telah terbit dari sebelah Timur. Rere keluar kamar dan menghampiri Nenek Luspita. Rere dan nenek Luspita pun sarapan bersama, tapi Rere merasa ganjil karena tidak ada Justin. Rere penasaran kemana Justin, dari tadi tidak kelihatan, akhirnya Rere bertanya kepada Nenek Luspita. Nek, Justin ke mana nek? Oohh,, Justin? Justin tadi pagi-pagi subuh keluar mencari udara segar, jawab nenek. Dimana nek? Tanya Rere, paling sekarang Justin berada di taman, jawab nenek lupista, dimana nek tempatnya? Oh, kamu hanya mengikuti arah jamur-jamur kecil itu dan itu akan membantu kamu untuk pergi ke taman di tempat Justin berada. Ternyata di LEFRISTO Rere tinggal di tempat yang serba jamur, di tempat yang di katakan Jamur-jamur tinggal.
Setelah mengikuti jejak jamur-jamur kecil itu, Rere melihat Justin yang sedang berjalan di taman. Dan Rere berlari menghampiri Justin, Justin pun heran mengapa Rere bisa berada di taman itu padahal Rere baru semalam ada di dunia LEFRISTO, dan Rere pun menjelaskan semuanya, Rere yang bisa menghampiri Justin karena mengikut kata nenek Luspita yang harus mengikuti jejak jamur-jamur kecil itu.
Justin dan Rere berjalan berduaan di taman, bermain di pepohonan, bunga-bunga, dan air mancur, betapa romantisnya mereka berdua. Setelah capek bermain akhirnya Justin dan Rere duduk di bawah pohon, dan berbincang-bincang.
Karena Justin lapar yang belum makan dari pagi, jadi mereka pun beranjak pulang. Sesampainya di rumah, nenek Luspita telah menyiapkan makanan untuk makan siang, ternyata tak terasa Justin dan Rere bermain di taman dari pagi hari sampai pada siang hari.
Habis makan siang, Justin mengajak Rere orang baru yang berada di LEFRISTO untuk jalan-jalan pergi ke tempat yang dikatakan tempat pohon, berbeda dengan tempat tinggal Rere di tempat jamur, di tempat Tree semua serba pohon, rumah-rumah mereka semua terbuat dari pohon, dari pohon yang paling kecil di bawah lutut Justin dan Rere yang tidak akan pernah bertumbuh sampai besar, dan sampai pohon yang tinggi sekali melewati awan. Sungguh luar biasa.
Setelah melewati Tree, Justin dan Rere pun tiba di Florsda di florisda semuanya serba bunga, sama seperti funguses dan Tree, di florisda semuanya dari rumah berbentuk bunga raksasa. Dari bunga – bunga yang begitu mungil dan sampai ke bunga – bunga yang sangat – sangat besar.
Dan masih banyak lagi tempat-tempat aneh di LEFRISTO. Belum beberapa lama Justin mengajak Rere pulang.
Tibanya di rumah, bukan nenek Luspita yang menyiapkan makanan untuk Rere, akan tetapi yang menyiapkan makan untuk Rere adalah Justin.
Hidangan yang dibuatkan Justin sungguh enak, bumbu – bumbu yang dipakai sangat terasa. Ternyata bumbu – bumbu yang di pakasi Justin dari Jamur dan beberapa sayur – sayuran yang segar. Rere menikmati makanan yang seumur – umur belum pernah di cicipi Rere dan tidak pernah di dapati di restaurant manapun.
Di meja makan hanya Justin dan Rere yang makan berdua dengan sepasang lilin yang menyala dan minuman segar yang dibuat Justin dari jamur.
Malam itu, merupakan malam yang paling indah dari Rere dan Justin. Selesai makan Rere dan Justin tidur, Justin berjanji kepada Rere untuk keesokan harinya Justin akan mengajak Rere pergi ke sungai dan naik perahu. Rere tidak sabar lagi menunggu hari esok.
(keesokan harinya)
Rere… Rere … bangun, bangun Rere. Kata Justin dengan ramah membangunkan Rere yang lagi tidur, seperti janjinya, Justin akan membangunkan Rere pagi – pagi untuk pergi ke sungai dan naik perahu.
Eh, eh,,, pagi – pagi sudah bangun, mau kemana ? Tanya nenek Luspita kepada Justin dan Rere.
Oh ini nek, Justin mau ngajak Rere ke sungai, kata Justin sambil meletakan tangan kanan Justin ke bahu Rere.
Kalau begitu hati – hati di jalan yah nak, kata Nenek Luspita yang beranjak dari tempat tidur.
Sepanjang perjalanan Justin dan Rere kelihatan sangat romantis, Justin yang takut Rere terjatuh ketika di jalan yang berbatuan memegang tangan Rere dengan erat, dan begitu juga dengan Rere yang memegang tangan Justin begitu erat karena takut Justin jatuh. Keduanya saling melindungi satu sama lain.
Tibanya di sungai, mereka naik perahu yang berbentuk Jamur. Perahu itu bisa berjalan sendiri mengelilingi sungai yang begitu indah. Disana Rere melihat ikan – ikan yang cantik dan lucu, anak – anak yang sedang bermain di pinggir sungai, dan tiba – tiba ada seorang anak yang akan melempar batu ke sungai dan tanpa sengaja mengenai kepala Rere, Rere menjerit kesakitan, anak itu lari karena ketakutan dan Justin mengejarnya. Rere menahan Justin, karena Rere pikir Justin akan memarahi anak yang malang itu. Ternyata tidak, Justin hanya menasihati anak itu, di dunia LEFRISTO tidak ada yang namanya bertengkar, semuanya hidup rukun dan damai.
Justin pun kembali naik ke perahu, dan tiba – tiba Justin memegang tangan Rere, ternyata Justin dan Rere sudah saling suka sejak pandangan pertama. Akan tetapi, di dunia LEFRISTO tidak boleh yang namanya saling pacaran ataupun menikah. Betapa sedihnya Rere mendengar hal itu dari Justin.
Setelah dua bulan Justin melihat Rere yang telah menyukai Justin semenjak pandangan pertama, Justin tidak ingin melukai hati Rere dan berbohong kepada diri Justin sendiri. Akhirnya Justin pergi menghampiri Rere dan menceritakan semuanya, bagaimana Justin bisa berada di LEFRISTO.
Ternyata Justin mengalami hal yang sama dengan Rere, dan sampai sekarang Justin belum menemukan jalan keluar bagaimana supaya bisa kembali ke tempat asalnya semula, jika Justin dan Rere keluar dari LEFRISTO, tidak akan ada lagi kata yang melarang untuk pacaran atau menikah.
Jadi dengan tekat Justin dan Rere pergi mencari jalan keluar, berhari – hari lamanya Justin dan Rere mencari jalan keluar, tapi tidak ketemu. Akhirnya mereka pulang ke rumah dengan pasrah.
Sesampainya di rumah, sang nenek pun bertanya “dari mana kalian berdua?” kita sedang mencari jalan keluar dari LEFRISTO nek, dan pergi ke tempat asal kita.
Nenek yang tersentuh hatinya, melihat Justin dan Rere yang begitu berktekat untuk mengejar cinta mereka, akhirnya Nenek Luspita memberikan jawabannya, ternyata nenek Luspita tau jalan keluar dari negeri itu. Akan tetapi, nenek Luspita merahasiakannya dari Justin dan Rere karena takut akan meninggalkan sang nenek dan kesepian. Tetapi setelah sang nenek member tahu di mana jalan keluarnya, Justin dan Rere tidak enak pulang karena melihat nenek yang hanya sendirian.
“Tapi bagaimana dengan nenek?” Kata Rere
“Tenanglah nak, kejarlah impian kalian. Nenek di sini tidak hanya sendirian lagi”
“Lalu, dengan siapa nenek di sini?” Tanya Justin
“oh, tenglah nak, nenek masih punya banyak teman di sini yang nenek sudah anggap menjadi keluarga nenek, jadi jangan mengkhawatirkan nenek, nenek akan lebih sedih jika kalian tetap tinggal di sini dan tidak jadi mengejar cita – cita kalian karena kasihan pada nenek, jadi nenek harap pergilah dan kejarlah cita – cita kalian”
“baik nek, selamat tinggal nek, jaga dirimu baik – baik” teriak Justin dan Rere yang lari sambil berpegangan tangan.

Ketika mereka berdua telah menemukan jalan keluarnya, di taman yang dunia sebenarnya, perlahan – lahan Justin mendekati bibir Rere, Rere menutup mata, semakin lama semakin dekat dan akhirnya …
Rere ….. !! baaannnggguuunnnn !! Rere pun terbangun dari tidurnya dan mimpi Rere, dan segera bergegas untuk pergi kuliah, karena hari itu adalah hari pertama masuk kuliah Rere semenjak tiba di New York.










SEKIAN DAN TERIMA KASIH
***

0 komentar:

Posting Komentar