Selasa, 12 April 2011

Pengorbanan Cinta (created by Tessa Montolalu)

“Pengorbanan Cinta”

Cerita ini berawal dari saat aku pindah rumah.ke Indonesia. Nama ku Chika aku dari kecil sudah terkena penyakit kanker hati. Walaupun begitu, aku tetap bersyukur dan ceria melewati hari – hari Penyakitku ini tidak dapat membuatku untuk menghentikan cita – citaku sebagai penulis Novel. Aku ingin besar nanti, aku menjadi penulis yang sangat terkenal. Bukan hanya di Negaraku sendiri, tetapi aku ingin karya – karyaku terkenal samapai ke seluruh dunia. Aku ingin membahagiakan kedua orangtuaku yang selalu mendukungku setiap saat. Aku ingin membuktikan pada dunia bahwa, penyakit ku ini tidak bisa menghentikan ku berkarya dan juga berimajinasi. Aku selalu melawan penyakitku ini agar aku selalu terlihat kuat dan tegar kepada setiap orang, seolah – olah aku tidak mempunyai penyakit apapun.
. Pada saat itu aku masih berumur 15 tahun atau kelas 1 SMA.
Pada saat itu aku dan keluargaku masih tinggal di Paris. Tiba - tiba ayahku mengatakan bahwa kita harus pindah ke Indonesia. Alasanya sih, urusan pekerjaan, jadi mau tak mau aku dan sekeluarga ku harus pindah ke Indonesia.

Chika, mama dan papa sudah memutuskan kalo kita harus pindah ke Indonesia.
Emangnya kenapa Pa? Karena papa di tugaskan oleh kantor untuk sementara bekerja di Indonesia. Jadi, kita besok harus bersiap – siap untuk berangkat ke Indonesia. Mengerti Chika? Mengerti Pa,

Akhirnya keesokan harinya, aku dan keluargaku berkemas – kemas untuk berangkat ke Indonesia.

Sesampainya di Indonesia, aku dan keluargaku tinggal disebuah kompleks perumahan. Aku dan keluargaku belum kenal siapapun di kompleks itu. Kami menyewah rumah yang cukup besar, untuk kami sekeluarga tinggal bersama.

Saat Masuk di rumah baru

Papa ku berkata kepada aku dan mamaku. tnilah rumah baru kita. Kita harus tinggal semenrtara dirumah ini. Karena seperti yang kita ketahui bahwa kita tidak mempunyai keluarga di Indonesia. Yah udah,ayo kita membersihkan rumah ini agar kelihatan lebih bagus. Ok ... aku berkata sambil membangkitkan suasana.
Malam harinya, Papaku berkata kepada ku bahwa aku akan mendaftar sekolah di SMA
Rajawali. Chika!! Ia Pa, papa akan mendaftarkan mu di SMA Raj awali. Meskipun kita baru pindah ke Indonesia, kamu harus terbiasa dengan keadaan di Indonesia. Oleh sebab itu, Papa besok akan mendaftarkan mu di sekolah Rajawali, agar kamu mendapatkan teman – teman, dan juga kamu akan mudah terbiasa dengan keadaan di Indonesia. Baik Pa, kataku. Jadi, besok kamu harus bersiap – siap untuk pergi kesekolah.

Keesokan harinya. ....

Keesokan harinya, aku dan papa ku sudah bersiap – siap untuk mengantarku pergi kesekolah. Sesampainya di gerbang sekolah, aku melihat banyak sekali anak – anak yang memandangku aneh. Mungkin karena, mereka baru melihatku disekolah ini, jadi gak aneh kalo mereka menatapku dengan raut wajah yang penuh tanda tanya. Chika, bagaimana menurutmu tentang sekolah ini? Tanya Papaku sambil tersenyum. Yah, bagus sih, semoga aku bisa bersekolah dengan baik disekolah ini. Ok, ayo kita masuk.
Sesampainya di ruang kepala sekolah....

Bu, aku mau mendaftarkan anakku untuk bersekolah di sekolah ini. Karena kemarin aku dan keluargaku baru pindah dari Paris. Kata Papaku. Nama anak bapak siapa? Oh namaya Chika Putri Sari. Nama panggilannya adalah Chika. Baik Pa, silahkan isi formulir ini dan juga biaya – biayanya.
Nah sekarang ibu Reni, akan mengantarkan mu kekelas barumu. Ibu Reni adalah ibu walikelasku di SMA Rajawali. Ibu Reni adalah Ibu yang sangat baik dan juga sangat ramah.

Sesampainya dikelas baruku

Slamat pagi anak – anak .... !!!
Slamat pagi Bu ... !!!
Nah. Sekarang didepan kita telah berdiri teman baru kalian. Baik silahkan memperkenalka diri.
Nama saya, Chika Putri Sari. Biasa di panggil Chika.
Aku berasal dari Paris. Aku harap kalian mau menerimaku untuk menjadi teman kalian.
Ibu harap juga, kalian mau membantu dia disekolah ini. Mengerti anak – anak ...!!!
Mengerti Bu.
Nah Chika, sekarang silahkan kamu duduk disebelah sana. Baik Bu.

Disebelahku ada seorang anak laki – laki yang sangat cuek. Namanya adalah Reyhand biasa di pangil Rey. Rey adalah anak yang cuek dan juga sangat pendiam. Ciri – cirinya adalah Putih, tinggi, mempunyai mata yang sipit dan juga mempunyai lesung pipi yang sangat dalam. Tapi, jangan salah. Rey adalah salah satu siswa yang sangat berprestasi disekolah ini. Dia pernah menjuari lomba membuat puisi tingkat Internasional yang dilaksanakan di U.S (America Serikat).

Hay, namaku Chika.Namamu siapa?
Dia, hanya melihatku dengan tatapan yang sangat menakutkan.
Oke, Kalo kamu gak mau bilang siapa namamu, gak apa – apa kok.Salam kenal yah.

Teng, teng, teng, teng ...!!!

Suara lonceng tanda pulang sekolahpun tibah. Aku berkemas – kemas peralatan belajarku. Setelah selesai berkemas – kemas, aku melihat Rey keluar dari kelas dan menuju disuatu tempat. Ternyata itu adalah Ruang perpustakaan. Aku melihat dia meletakan sesuatu di Rak buku. Dan aku mendengar bahwa dia mengatakan kepada penjaga perpustakaan, bahwa dia tealah menyelesaikan puisi – puisinya.
Pak. Yudi, aku telah menyelesaikan semua puisi – puisiku. Dan semua puisi – puisi ku itu telah aku buat seperti buku kecil. Puisi itu aku letakkan di rak sebelah sana.
Baik Den. Kata Pak Yudi.
Ya sudah, aku pulang duluh ya Pak.

Gawat, Rey kesini lagi,aku sembunyi di mana yah? Ah di sana aja deh.
Aku bersembunyi di belakang tong sampah.
Setelah, Rey keluar dari perpustakaan aku cepat – cepat masuk dan mencari buku yang dimaksud oleh Rey.
Saat aku masuk keperpustakaan

Eh De, mau apa kamu di sini ? Bukannya ini sudah waktunya pulang seklah ?
Engga kok Pa, aku hanya ingin menacari Buku Matematika untuk aku pinujam dan bawah pulang. Karena aku diberi pekerjaan rumah oleh Ibu Reni. Kenalkan Pak?
Yah tentu. Kata Bapak Yudi.
Tapi, aku tidak terlalu mengerti dengan pekerjaan rumah yang diberikan oleh Ibu Reni. Nah, itulah sebabnya aku datang kesini untuk mau mencari buku Matematika.
Eh nomong – ngomong, Bapak baru ngelihat ade disekolah ini?
Namaku adalah Chika. Aku anak baru disekolah ini, aku baru aja pindah dari Paris. Kataku
Oh ... cepat ambil buku yang dimaksud Ade. Karena sebentar lagi Perpustakaan ini akan di tutup.
Tunggu Pak aku ingin bertanya. Aku lihat tadi, ada seorang anak laki – laki yang datang kesini. Emangnya dia ngapain? Oh Den Rey. Rey? Iya namanya Rey. Rey adalah anak yang sangat pintar hampir semua buku mengenai puisi di perpustakaan ini semuanya dia yang membuatnya. Diakan gemar sekali menulis Puisi. Karena kegemaran membuat puisi ini, dia mengikuti berbagai lomba. Dan kebanyakan Lomba yang dia ikuti berbuah manis dengan membawah uang yang berjumblah ratusan bahkan jutaan rupiah. Tapi, uang tersebut tidak digunakan untuk dirinya sendiri tapi, disumbangkan kepantih asuhan bahkan ke anak – anak terlantar yang ada dijalanan. Di sekolah ini juga, dia mendapatkan Beasiswa. Tapi, dia dapatdikatakan anak yang mampu. Bahkan ayahnya saja bekerja diluar negeri. Tapi karna kepandainya meskipun dia adalah anak yang mampu, dia pantas mendapatkan penghargaan atau beasiswa. Oh, begitu yah Pak. Kataku sambil terkagum – kagum. Eh, Chika ayo cepat ambil buku yang kamu maksud. Ia pak, hampir aja kelupaan.

Aku menuju di Rak Buku ...

Mana yah buku itu? Nah ini dia,. Buku yang tadi di taruh oleh Rey. Pak, aku mau pinjam buku ini nanti ak akan kembalikan 4 hari lagi Oke... Katanya tadi mau pinjam buku Matematika, kok sekarang ambil buku yang lain shih!! Tanya Pak Yudi sambil menggaruk kepalanya. Oh iya, aku baru ingat kalo aku udah punya buku Matematika yang sama persis dengan buku Matetmatika yang ada diperpustakaan ini. Jadi aku tidak jadi pinjam buku Matematika. Kebetulan aku ngelihat buku kumpulan puisi karangan Rey, aku ingin membacanya dan melihat seberapa pintarnya dia membuat puisi, sehingga dia dapat berprestasi dan banyak yang mengkaguminya. Ya udah gih sana pulang. Oke ....
Sepanjang perjalanan aku membaca beberapa puisi yang ada di buku itu. Tiba – tiba, kring, kring, kring. Hp ku berbunyi dengan sangat lantang.
Halo, Chika kamu sekarang di mana? Kata papau terdengar panik
Astaga ... !!! Pa, aku gak tau aku ada dimana sekarang. Aku tadi cuma jalan – jalan aja terus. Tanpa aku sadari aku kesasar. Sekarang kamu sebutkan ciri – ciri tempat itu.

Beberapa menit kemudian ...

Tit, tit, tit ... Chika ayo masuk. Ia pa. Kataku sambil kaget. Makanya kamu tuh jangan ngelamun aja. Ayo masuk. Ia Pa.

Sesampainya di rumah

Chika gimana hari pertama kamu masuk sekolah? Apa seruh sekolah baru mu? Kata mama. Yah lumayan sih ma. Oh yah, Chika entar sore, kita diundang makan bareng dirumah tante Mirna. Tante Mirna? Ia, tante Mirna itu adalah tetanga sebelah kita. Tadikan mama beli sayur di luar, Tanta Mirna juga beli sayur.setelah lumayan lama berceritra. Mama berkenalan dan setelah itu mama dan sekeluarga katanya di undang makan bersma dengan keluarga tante Mirna entar sore. Sekalian Mama mau kenalkan kamu kepada anak Tante Mirna. Baik ma Chika ganti baju dulu yah.

Sesampainya di rumah Tante Mirna.

Eh udah sampai. Ayo masuk.. Oh ini yang namanya Chika? Ia tante namaku Chika. Oh iya, katanya kamu sekolahnya di SMP Rajawali benar? Ia tante emangnya kenapa tante? Oh, begini anak tante juga bersekolah di SMP Rajawali. Bener tante? Bener. Tunggu yah tante panggil sebentar. Nah ini anak Tante. Rey?, Chika? Kami berdua terkaget – kaget ketika kita berdua mengetahui bahwa kita tetanggaan.
Oh rupanya udah saling kenal. Giamana gak kenal ma, diakan anak baru itu. Yang duduk disebelahku. Oh rupanya kalian satu tempat duduk. Ia Ma. Kata Rey
Bagus dong!! Kan nanti lebih akrab. Kata tante Mirna

Setelah kelar makan.

Rey, ayo ajak Chika ngobrol di taman. Ia ma, Saat asiknya ngobrol tiba – tiba aku mulai mimisan lagi. Chik, kenapa hidungmu? Emangnya kenapa ada yang aneh? Apa hidungku mancung hahahaha ... Kataku sambil tertawa. Engga, lalu apa dong ? Hidungmu tuh berdarah!!! Berdarah? Emangnya kamu sakit? Tanya Rey kawatir. Engga kok, aku gak apa – apa. engga apa – apa gimana, tuh darahnya makin banyak lagi keluarnya, dan wajahmu kelihatan pucat banget Chik. Tunggu yah sebentar aku ambil tisue dulu. Ia. Kata ku sambil menghapus darah yang keluar dari hidungku. Nih, tisuenya. Kata Rey sambil memberikan tisue untukku. Setelah aku mengambil tisue itu tiba – tiba kepala ku terasa pusing sekali dan akhirnya, Tug, Aku jatuh pingsan. Disitu Rey kelihatan khawatik sekali tentang keadaanku. Ia memanggil mamaku Tante, tante, kenapa Rey Astaga! Pa, chika pingsan pa. Teriak mamaku. Akhirnya, aku langsung dibawah pulang oleh Papa dan mamaku. Karena kejadian itu Rey mulai mendekati aku dan ingin mencari tau banyak tentang diriku.
Bahkan disekolah aku pernah mempergokin Rey sedang mengutak – atik hp ku, saat aku sedang pergi ke toilet.
Rey? Apa – apaan sih loh. Brani – braninya loh mengutak – atik hp gue tanpa sepengetahuan gue. Kataku dengan emosi
Maaf Chika, bukan maksudku ingin cari tau tentang kepribadainmu tapi, aku hanya ingin tau berapa nomor mu.
Apa? Nomor hp ku. Hahahahaha ..... Chika tertawa sampai terbahak – bahak jadi, sekarang ceritanya nih udah ada penggemar rahasia? Udah ada yang ngefens tuh sama aku. Ngefens? Kepedean aja loh. Ih, malu yah, atau gengsi mau ungkapinnya. Ih Chika !! memang kenyataan kok. Buktinya kamukan bisa tanya sama aku berapa nomor Hp ku. Ini malah diam – diam mau cari nomor hp ku. Hahahaha .... Sampai juga tangan loh patah kamu gak bisa mendapatkannya. Akukan hafal nomor Hpku buat apa gue pake acara simpan nomor hpku. Lucu!!!. Kan mungkin aja kamu lupa sama nomor hp mu, lalu kamu simpan deh nomormu di hp mu. He, emangnya aku pikun, atau amnesia? Kan bisa aja. Jawab Rey dengan muka terlihat sedik konyol.
Udah , udah ngaku aja , gak apa – apa kali. Santai aja akukan dulu juga di Paris banyak yang ngefens bahkan ada yang rela antri untuk mendapatkanku. Jadi, buatku itu udah biasa. Ih, sombong banget sih loh pede abis lagi. Biaris, lebih baik kepedean daripada minder. Kayak kamu tuh . Chika? Aku berlari dan Rey mengejar ku. Tiba – tiba langkahku terhenti karena aku mulai merasa pusing. Hidungku juga sudah mulai keluar darah alias mimisan dan akhirnya Pug,. Aku jatuh pingsan lagi. Chika, Chik, bangun Chik, Rey mencoba menyadarkanku. Akhirnya dia menggendongku sehingga sampai ke ruang UKS.

Saat di ruang UKS.

Chik, sebenarnya kamu kenapa sih? Aku gak apa – apa Rey. Jujur aja Chik ini udah kedua kalinya aku ngelihat kamu mimisan bahkan jatuh pingsan. Rey, aku gak apa – apa. Sekarang gih sana kamu masuk kelas, nanti kamu dimarahin Bu reni lagi. Engga, aku mau jagaanmu Chik. Kalo kamu gak mau kekelas aku marah ni. Ia deh Chik. Aku ke kelas dulu yah. Nanti aku balik lagi kesini. Ia gih sana.
Sepejang perjalanan menuju ke kelas Dalam hati Rey, dia bertanya – tanya. Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada Chika.

Pulang sekolah ...

Chik, aku anter pulang yah? engga gak apa – apa kok Kamu Pulang aja dulu. Nanti aku akan dijemput sama papaku. Beneran? Ia emangnya mukaku ada tampang pembohong yah? Engga sih. Kalo begitu kamu pulang aja duluan. Oke .... Tapi, nanti kalo kamu udah sampe dirumah kabarkan ku, yah ato telepon aku. Aku udah simpan nomorku di hpmu. Jangan lupa yah. Siap Bos!
Akhirnya Reypun pulang dan meninggalkan Chika sendirian.

Tiba – tiba, teli..t, teli..t.
Suara hpnya Rey

Halo.. Chika kamu udah sampe di rumah?
Maaf Rey, ini bukan Chika tapi ini Tante. Ia kenapa tante Chika,
Chika? Kata rey dengan penuh tanya.
Chika masuk rumah sakit.
Apa? Chika masuk rumah sakit. Sekarang Chikanya di rumah sakit mana Tante?
Sekarang Chika dirawat dirumah sakit Sinar Bakti.
Baik Tante aku akan kesana sekarang juga. Terma kasih atas informasinya Tante.
Sama – sama.

Pada saat itu juga pada detik itu juga, Rey cepat – cepat pergi kerumah sakit.
Rey kamu mau kemana malam – malam gini? Tanya Tante Mirna ibunya Rey. Ma, aku mau kerumah sakit. Apa? Kerumah sakit? Ia Ma, Chika masuk rumah sakit. Emanya dia sakit apa Rey? Aku juga, gak tau Chika sakit apa tapi yang pastinya Chika sekarang keadaannya koma. Ya udah, ayo kita pergi kerumah sakit.

Setibahnya dirumah sakit.

Sus, tau gak diamana pasien yang bernama Chika dirawat? Oh Chika! Ia sus, Chika sekarang dirawat dimana? Chika sekarang dirawat di sana. Mas, terus aja lalu belok kanan dan Chika dirawat di kamar nomor 3. Oh ia, makasih yah Dok. Sama – sama.
Rey dan Tante Mirna, berlari menuju di ruang dimana Chika di rawat. Di situ Rey mlihat Ibunya Chika dan Papanya Chika menangis – menangis tersedu – sedu. Tante sebenarnya ini ada apa? Sebenarnya Chika sakit apa tante, om? Sebenarnya Chika dari kecil telah terserang penyakit yaitu Kanker hati? Apa? Kanker hai? Ia, kenapa tante dan om tidak menceritakan penyakit Chika ini kepada aku dan mama? Mungkin saja kita bisa membantu atau melakukan sesuatu untuk Chika. Chika bilang dia tidak mau kalo Rey atau tante Mirna tau karena dia tidak mau menyusahkan Tante Mirna maupun Rey. Sekarang dia sedang diperiksa oleh dokter tadi, dokter bilang kalo Chika sedang koma. kata Ibuku sambil mengeluarkan air mata.

Dokter keluar dari ruang pemeriksaan

Dok, gimana kedaan Chika? Bu. Ibu harus bertindak cepat. Karna Chika sekarang juga, harus dioperasi kalo tidak mungkin Chika tidak akan terslamatkan. Tangis ibu ku makin menjadi – jadi. Papa ku juga terlihat putus asah ketika dokter mengatakan kalo aku harus dioperasi secepat mungkin. Tapi, dimana dok, kita harus mencari hati yang cocok untuk Chika? Yah, saranku kalian harus banyak berdoa dan berusaha. Kalo tidak pasti Chika tidak akan terselamatkan. Waktu kalian tinggal 20 menit. Dengan lantang Rey mengatakan Dok, aku mau di test jika hatiku cocok dengan Chika, aku bersedia untuk mendonorkan hatiku untuk Chika. Tapi mama tidak mau mengorbankan kamu. Ia Rey, tante juga gak stuju untuk itu. Kata mamaku sambil menagis. Rey memberi penjelasan kepada mamanya dan juga mamaku. Akhirnya Tante Mirna mau dan juga mamaku mau menerimanya walaupun tidak rela. Bu, apa sudah ada yang bersedia untuk di test? Saya Dok, aku bersedia 100%. Ok, kalo begitu silahkan kamu masuk keruang test.
Beberapa menit kemudian ....
Semuanya syukurlah ternayata, hati Rey cocok. Dan sekarang dia akan dibawah ke ruang operasi. Dok, keslamatan pendonor kira – kira berapa persen akan? Tanya tante Mirna. Kemungkinannya sangat kecil. Apa? ia. Tapi, kalian semua harus banyak berdoa agar supa keduanya bisa diselamatkan. Akhirnya, Rey dibawah keruang operasi.

Beberapa meinit kemudaian ....

Dokter keluar dari ruang operasi. Dok, gimana keadaan Chika? Syukurlah atas doa kalian Chika dapat dislmatkan dan sekarang Chika sudah diruang sebelah sana. Kalo keadaan Rey gimana Dok? Selamatkan dia? Maaf. Rey tidak dapat diselamatkan. Apa? disitulah pecah tangisan – tangisan dari Tante Mirna. Tante Mirna menangis sambil mengatakan ”Rey, Mamakan sudah bilang kalo kamu gak boleh lakukan operasi itu. Kenapa kamu masi nekat lakukan itu? Sekarang mama tidak bisa melakukan apa – apa. ”

Beberapa hari kemudian setelah Rey telah dikuburkan ....

Ma, siapa yang mendonorkan hati untukku? Pokoknya orang itu adalah orang yang sangat berjasa kepada keluarga kami. Siapa namanya Ma? Dia tidak mau memberitaukan namanya. Ngomong – ngomong Rey sama Tante Mirna mana? Kenapa mereka tidak menjengukku. Apa mereka marah padaku? Tidak sayang, Tante Mirna baru aja pulang. Kalo Rey? Kalo Rey, kata mamanya sambil terbata – bata. Kenapa ma, Rey mana? Karena Chika memaksa mamanya untuk mencari tau tentang Rey. Akhirnya, Mamanya memberitaukan semuanya apa yang terjadi dengan Rey. Disitu aku tidak bisa menahan ait mataku. Dan disitulah aku merasa sangat bersaloah kepadanya.

Setelah 2 hari kemudian.....

Aku bermimpi Rey datang kepadaku. Rey mengatakan bahwa dia dari pertama bertemu telah jatuh cinta kepadaku. Sebagai tandanya, dia rela mendonorkan Hatinya untukku. Aku bertkata ” Kenapa sih Rey kamu baru mengatakan sekarang? Aku sebnarnya juga sudah jatuh cinta kepadamu saat pertama bertemu.” Meskipun kita telah berpisah aku harap kamu selalu mengenangku. Pasti. kata ku sambil menangis dan jugadan memegang tangannya dan memeluknya. Baru aku sadari bahwa dia telah mati kenapa aku bisa memegang tangannya dan memeluknya? Dan dia berkata jiwaku memang telah mati tapi hatiku tidak akn pernah mati untukku. Tiba – tiba dia melepaskan tanganku dan menghilang begitu saja. Aku kaget menangis dan memanggil namanya terus – menerus.
Aku terbangun dan aku sadari bahwa hati yang diaberikan untukku adalah lambang dari cintanya untukku.

Beberapa tahun kemudian, aku menjadi penulis novel yang sangat terkenal. Dan karna Rey , novel – novelku terkenal sampai diluar negeri. Meskipun engkau sudah tidak ada tapi hatiku selalu untukmu. I LOVE U SO MUCH ”REYHAND”

0 komentar:

Posting Komentar