Selasa, 12 April 2011

FACEBOOK PHOBIA (created by Virginia Mangindaan)

FACEBOOKPHOBIA
Virdi dan Ella adalah teman sebangku yang memiliki jiwa kekompakkan yang sangat tinggi. Bagaimana tidak kompak, mereka memiliki sifat yang hampir sama. Sama-sama memiliki ukuran badan yang pas-pasan, menyukai pelajaran Bah. Inggris, cerewet, overactingdan juga tak pernah jauh akan jejaringan sosial yang sering dikenal dan kerap kita panggil dengan ‘Facebook’.
“Tiada Hari Tanpa Facebook!” adalah motto bagi kedua anak belia ini. Bayangkan saja, selama satu hari mereka dapat online selama 8 jam. Tidak tahu apa yang mereka lakukan selama berjam-jam di depan layar laptop mini milik mereka. Kenyataannya, waktu selama 8 jam tidak cukup bagi mereka berdua. Jelas saja, mereka berdua adalah gadis modis zaman sekarang yang sudah mengetahui akan Facebook sampai ke pelosok-pelosoknya.
Tetapi, kegemaran mereka akan Facebook sepertinya tidak berpengaruh akan prestasi mereka di sekolah. Siswa yang masih duduk di tingkat Sekolah Menengah Pertama banyak sekali mengikuti lomba-lomba mengenai B. Inggris itulah Virdi dan Ella. Mereka berdua sangat diandalkan jika ada lomba mengenai pel B.Ing , pidato, debat, storytelling, dll. Tak hanya itu, kedua siswi ini menempati juara 1 dan juara 2 siswa berprestasi di kelasnya. Keajaiban yang lain, mereka berdua menjabat sebagai ketua kelas serta ketua OSIS dan wakil ketua kelas serta wakil ketua OSIS. Wow! Sungguh prestasi yang membanggakan bagi Virdi dan Ella.
Seperti biasanya, Virdi yang sedangsibuk membuka-buka facebook dan membalas post wall-post wall dari kakak angkatnya dikagetkan oleh handphonnya yang bergetar di samping laptop berukuran mini miliknya. Ternyata, SMS dari Ella. Segera ia membukanya dan melihat pesan itu agar ia cepat membalasnya dan beralih kembali ke facebook miliknya.
Hi! Gi ngpain, sisth? Gak usah bilang, gue juga dah tahu. Gi ON, kan? Gue liat nama lo di Obrolan! Btw, gue dpat kka’ angkat bru nii. Klu lu mau angkatt jga, add aj sma dia. Lu bisa liat di kekerabatan gue paling bawah. Okey? Eh, jgan lupa bsok ada ulngan Biologi. Gue ttang lo! Siapa yang dapet nilai rendah, dia harus traktir mkan di Kafe Rock. Deal?
Begitulah pertemanan antara Virdi dan Ella. Jika ada salah satu dari mereka yang sudah memiliki kakak angat atau adik angkat yang baru di facebook, harus segera memberitahu yang lain. Sehingga tak heran, jika kakak angkat dan adik angkat mereka hampir sama semua.
Virdi yang membaca SMS itu hanya tersenyum tipis dan dengan segera membalas SMS itu.
Pake nanya lagi! Udah tahu gue lagi ON skarang! Dan juga kayaknya, gue gak perlu tanya lagi lu lagi ngpain, kan? Lagian, gue juga dah liat nama lu di Obrolan. Anw, thanks so much! Gue bakal add dia skrang! Deal! Gue terima tantangan lo. See you tomorrow.
Dengan segera diletakkan hp Virdi, dan membuka profil Ella dan segera meng-add kakak yang ia maksud. Sesudah itu, ia keluar dari halaman beranda facebooknya. Dengan segera, Virdi mengambil buku cetak Biology yang tertumpuk di atas buku-buku cetak lainnya. Ia tidak mau kalah dengan Ella. Dan tentu juga, Ia tidak mau mengeluarkan uang untuk mentraktirkan temannya yang suka memberikan tantangan kepada Virdi.
Keesokan harinya, Virdi dengan badan tegap pandangan lurus ke depan berjalan di samping koridor dikagetkan oleh Ella yang tiba-tiba muncul dihadapannya.
“Haah! Sudah siap belum? Janji, ya?” Kata Ella sambil mengagetkan Virdi
“Tenang aja! Gue siap! Bahkan, lu yang harus siap-siap mengeluarkan duit banyak!” Kata Virdi sambil mengusap-usap dadanya dan membusungkan dadanya ke depan layaknya sang jagoan.
Jam pelajaran Biologi dimulai, para siswa menyiapkan diri untuk mengikuti ulangan. Ulangan berjalan dengan baik dan hikmat. Dan kelihatannya, para siswa telah menyiapkan diri matang-matang dalam mengikuti ujian ini termasuk juga Virdi dan Ella.
Ternyata, Virdi mendapat nilai terbaik di ulangan Biologi. Memang, hanya beda 0,1 saja dengan nilai Virdi tetapi Ella sangat menyesal akan hal itu. Dengan pasrah Ella mengakuinya dan dengan pasrah juga, Ella mentraktir Virdi di Kafe Rock sepulang sekolah. Sepertinya, uang jajan Ella selama satu minggu ini terkuras habis karena porsi makan Virdi yang banyak.Memang, mereka berdua memiliki porsi makan yang banyak tetapi, hal itu tidak membuat berat badan Virdi dan Ella menaik. Mereka terlihat layaknya seorang model yang memiliki berat badan ideal.
Suatu hari, Virdi menemukan teman baru di facebooknya. Dilihat dari foto profilnya, ia adalah cowo yang tampan. Hal itu yang membuat Virdi tertarik padanya. Dengan segera, Virdi membuka lembar obrolan dengannya dengan mengucapkan kata “Hai!”. Tak lama kemudian, dia membalasnya melalui pesan. Segera dibuka pesan yang dikirimkan oleh teman laki-lakinya itu. Akhirnya, mereka berdua saling berkirim pesan dan lebih mengenal satu sama lain. Ternyata, ia berasal dari Malaysia. Wow! Ia mendapat teman baru dari luar negeri. Dengan keahlian Virdi berbahasa Inggris yang sudah lumayan bagus yang dapat memperlancar komunikasi dirinya dengan cowo itu. Ternyata cowo misterius yang belum terlalu dikenali Virdi lebih dalam lagi sangat menyukai grup music Korea, yaitu Super Junior dan Supernova. Tetapi sungguh berbeda jauh dengan Virdi yang tidak tahu-menahu dengan grup music Korea seperti itu. Dengan bahasa yang seperti ‘bahasa cacing’ itu membuat Virdi malas memahami lebih dalam akan bahasa Korea.
Keesokan harinya, Virdi menceritakan cowo itu kepada Ella, sahabatnya. Dengan segera, Ella yang sedang bertengker didepan layar laptop mininya segera menambahkan cowo tersebut sebagai temannyaatas perintah Virdi juga. Ella juga memulai komunikasi dengan cowo itu dengan perantara bah. Inggris. Tetapi, Ella yang sedikit mengetahui akan grup music Korea yang cowo itu sukai dan juga bahasa Korea membuat hubungan antara cowo itu dan Ella semakin akrab.
Tetapi, Virdi tak kalah menyerah! Virdi mengirimkan post wall (pesan) kepada cowo itu. Cowo itu juga mengomentari akan pesan dinding yang dikirim oleh Virdi. Akhirnya, Virdi dan cowo tersebut semakin dekat dan semakin akrab. Mereka bertukar cerita dan arah pandang tentang Negara mereka satu sama lain, tentu saja Malaysia dengan Indonesia. Tidak mau kalah, Ella merebut perhatian cowo itu juga dan memberikan komentar di pesan yang Virdi kirim kepada cowo itu. Akhirnya, Ella dan Virdi berteman akrab dengan cowo itu. Semakin hari semakin akrab. Keakraban mereka bertiga sudah layaknya sahabat baru, walaupun hanya sebatas terkomunikasi dengan Dunia Maya. Cowo itu juga mengetahui bahwa sebenarnya Virdi dan Ella adalah teman sebangku di kelas dan memiliki sifat yang hamper sama yang membuat mereka berdua bersahabat. Tetapi, komunikasi antara cowo tersebut dengan mereka terputus ketika Virdi menanyakan sesuatu yang sudah ia ingin bilang sebelumnya kepada cowo tersebut. Sebenarnya, Virdi melakukan itu supaya tidak kecepatan dari Ella, karena Ella juga sudah berencana untuk menanyakan hal tersebut kepada cowo itu. Ia menanyakan: ‘Dapatkah saya memanggilmu sebagai saudara laki-laki angkat saya?’ tanyanya dalam bah. Ingg.
Hal itu membuat Virdi dan Ella semakin penasaran untuk menunggu jawaban apa yang akan dia jawab. Mereka berpikir apakah ia akan tersinggung oleh pertanyaan Virdi itu dan tidak mau menjadi saudara laki-laki angkatnya ataupun sebaliknya. Segala pikiran buruk dan pikiran baik bercampur dalam otak mereka dan menjadi sebuah TANDA TANYA.
2 hari, 6 hari, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu telah berlalu…
TANDA TANYA yang masih bertengker di dalam otak Virdi dan Ella serasa ingin berubah menjadi TANDA SERU untuk membuat satu tekad untuk menanyakan hal itu sekali lagi kepada cowo misterius itu. Dan itu HARUS! Dengan hati berdegup takut, otak saraf Virdi memerintahkan jari-jemarinya untuk terus mengetik dengan kemampuannya berbahasa korea yang masih patah-patah. Walaupun masih patah-patah tapi setidaknya sudah ada kemajuan dia dalam berbahasa korea, pikir Virdi dalam hati.
Yeo, Oppa! It’s been a few weeks I haven’t heard about you! How are you?
Kata-kata yang berartikan “Hallo, kakak! Sudah beberapa minggu ini saya tidak mendengar kabar tentangmu. Bagaimana keadaanmu?” tanpa basa-basi dan tanpa berpikir panjang, Virdi menyorot kursor yang berbentuk lovemenuju kata yang terletak di bagian bawah kotak tempat menulis untuk mengirimkan pesan dinding. BAGIKAN! Segera di kliknya sambil menunggu akan komentar yang akan dibalas oleh cowo itu.
Beberapa menit kemudian muncul sebuah pemberitahuan di layar beranda facebook account milik Virdi. Virdi yang dengan tatapan kosong bahkan seuntai air liurnya sudah menempel di sudut mulutnya segera tersigap dan segera dibuka pemberitahuan itu! YEAY! Sorak kegembiraannya melambangkan betapa girang hatinya ketika melihat nama cowo itu telah memberi komentar akan pesan dinding yang ia telah kirim barusan. OPEN NEW TAB! Lalod, lalod! Nyanyian sindiran yang dibuat oleh Virdi melambangkan kecemasan dan kejengkelan hatinya saat itu.
15 menit kemudian terbukalah komentar dari sang cowo idaman Vidi dan Ella tersebut…
Tetapi, alis mata Virdi yang tipis segera berkerut layaknya seorang nenek-nenek tua, tanda kebingungan menghampirinya. Ia tidak mengerti dan tidak bisa mencermati apa yang dituliskan oleh cowo itu.
Oppa ?? Onnie !!(Balasnya yang membuatku kebingungan)
What’s Onnie? I’m sorry I don’t really know about Korean. Can you tell me what exactly it is?(Jawabku dengan penuh keheranan) – Onnie apa? Maaf saya tidak terlalu tahu mengenai Bah. Korea. Dapatkah kamu memberitahu saya apa itu sebenarnya?
Oppa: calling for elder brother , Onnie: calling for elder sister. And you have to call me Onnie!– Oppa: Panggilan untuk kakak laki-laki lebih tua, Onnie: panggilan untuk kakak perempuan lebih tua. Dan kamu harus memanggilku kakak perempuan!
Membaca kalimat tersebut yang sebenarnya sudah Virdi pahami, mata Virdi mendadak membulat menjadi besar bahkan lebih besar dari mata binatang Tarsius yang terkenal akan matanya yang besar dan lucu. Membayangkan kata-kata itu, tidak terpikir dibenak Virdi bahwa ia adalah seorang PEREMPUAN. Bahkan, Virdi hampir jatuh terkapar di lantai jika mengingat hal itu. Sekarang ia seakan ditertawakan oleh beribu-ribu orang di dunia ini yang suaranya berasal dari jarak yang kian-menahu. Wajah Virdi yang besar seakan semakin menciut dan menciut dan akhirnya tidak kelihatan batang hidungnya lagi. Ternyata cowo yang diidam-idamkan oleh gue sama Ella adalah seorang CEWE? Gumamnya dalam hati.
VIRDI TERBAGUN DARI LAMUNANNYA! Berkali-kali bahkan beratus-ratus kali, Virdi membaca kalimat itu dan memahaminya baik-baik. Ia berharap bahwa yang ia pikirkan tadi itu salah. Tetapi, itu tepat sekali dengan pikirannya yang tadi. Tak ada satu katapun yang berubah. Kesimpulannya tetap SAMA: COWO ITU ADALAH CEWE! Virdi yang duduk lemas di kursi yang menghadapkan dirinya ke layar monitor, segera mengambil hp-nya yang selalu stand by di samping laptopnya. Ia segera mengirimkan pesan kepada Ella.
Hei! Ada yang gue mau bilang ke elo, tapi besok! Gue sarankan lo bawah air putih segalon dan juga sapu tangan yang terbuat dari benang sutera dari Negara yang paling terkenal, yang paling halus dan yang paling termahal dan juga yang buat lo nyaman. Gue aja yang liatt ini hampir mati kaget kayak orang mati kesambar petir. Okay? See you tomorrow.
Keesokan harinya, dengan nada yang tidak sabar Ella menggoncangkan tubuh Virdi yang berjalan lemas menyusuri koridor. Sampai sekarang saja, ia masih tidak percaya jika cowo yang ia kagumi adalah seorang perempuan. Matanya kosong dan terus menghayal sejauh ujung kayangan yang tidak tahu di mana tempat berhentinya. Bahkan, Virdi tidak menyadari jika Ella sudah menggoncangkan tubuhnya dengan sangat keras selama beberapa menit yang lalu sampai sekarang. Tetapi, lamunan Virdi buyar ketika satu tamparan menyambar pipinya yang halus itu. Selamat! Ella berhasil membuyarkan lamunannya dengan sebuah tamparan karena jika tidak dengan tamparan mungkin Virdi bisa jadi gila karena kejadian itu.
“Eh! Ceritain ke gue dong! Apa sihh yang lu mo bilang?” Tanya Ella penasaran.
Virdi segera menarik Ella untuk duduk di kursi yang berada di samping koridor.
“Tapi, lu udah siapin semuanya, kan? Aqua udah ada? Sapu tangan yang terbuat dari benang sutera dari Negara yang paling terkenal, yang paling hals dan yang paling termahal dan juga yang buat lo nyaman, udah kan? Sekarang lu tarik napas dulu.”
Ella menarik napas dengan gaya yang begitu overacting.
“I’m ready!” Kata Ella tanpa perlu basa-basi.
“Lu tahu kan, cowo yang sering kita incar-incar itu? Yang membuat kita tertarik dengan ketampanannya dan dengan kata-katanya yang bisa membuat hati kita tenang. Ternyata…” Perkataan Virdi terpotong oleh Ella yang segera memotong pembicaraan.
“Ternyata , dia suka sama lo?” Tebak Ella yang menunggu jawaban dan mengharapkan kata “Tidak” yang keluar dari mulut Virdi.
“Bukan! Ternyata… Ternyata … Dia… Dia…” Putus Virdi “Tapi, jangan pingsan ya, di sini?” Perintah Virdi dengan mata melotot.
“Dia adalah seorang perempuan.” Kata Virdi cepat yang sudah tidak dapat menahan untuk mengatakan hal itu.
“Apa lo bilang?” Mata khas Ella yang cipit berubah sekejap sangat menakutkan. Bola matanya yang bulat membuat Virdi semakin takut dan cemas.
Ella hampir pingsan di tempat duduk, untung saja Virdi segera memberi minum dan mengelap keringat Ella dengan sapu tangannya.
“Lucu, ya? Kita bisa suka sama perempuan!” Kata Virdi bersenyum tipis dan masih merasa tidak senang.
Mereka berdua merenung dan tertawa kecil, jika mengingat hal itu. Sepertinya hal itu, dapat membuat mereka gila. Dan dari kejadian itu, mereka berdua tidak mau mengenal dengan namanya Facebook. Dan sangat alergi, jika orang-orang menyebut atau membicarakan tentang Facebook. Dan itulah motto mereka sekarang “Facebook Phobia!”

T A M A T
Karya : Virginia Mangindaan / 9.1

0 komentar:

Posting Komentar